EKBIS.CO, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sudah menyiapkan strategi jangka panjang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas).
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko menuturkan strategi pertama dengan mempertahankan tingkat produksi eksisting yang tinggi. “Diantaranya dengan melakukan reaktivasi sumur yang tidak berproduksi serta mengimplementasikan inovasi dan teknologi tepat guna,” kata Arief di kantor SKK Migas, Jumat (19/7).
Selanjutnya untuk strategi kedua dengan menerapkan transformasi dari sumber daya hingga menjadi produksi migas dengan percepatan monetisasi. Arief menuturkan hal tersebut juga didukung dengan menerapkan strategi enhanced oil recovery (EOR) dan strategi eksplorasi yang intensif.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan realisasi lifting minyak dan gas bumi (migas) hingga Juni 2019 mencapai 89 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar dua juta barel setara minyak per hari (boepd).
“Total lifting migas sebesar 1,8 juta boepd dengan rincian lifting minyak 752 ribu barel per hari (bopd) dan lifting gas 1,06 juta boepd,” kata Dwi di Kantor SKK Migas, Jumat (19/7).
Dari angka tersebut, Dwi menargetkan lifting migas pada tahun ini diproyeksikan tercapai di semester dua 2019. Hal tersebut dikarenakan sembilan dari 11 proyek yang akan mulai berproduksi di kuartal tiga dan kuartal empat tahun ini.