EKBIS.CO, JAKARTA -- Perusahaan teknologi asal China, Huawei Technologies Co Ltd, mengklaim mengalami pertumbuhan pendapatan sebanyak 30 persen. Pertumbuhan itu terjadi sekalan dengan kasus pembatasan ekspor teknologi ke AS.
Hal itu dilaporkan oleh Bloomberg berdasarkan orang-orang yang mengetahui mengenai hal ini. AS telah menempatkan Huawei pada daftar hitam ekspor beberapa waktu lalu. Alasannya, AS mengutamakan keamanan nasional yang melarang pemasok AS untuk menjual kepada perusahaan pembuat peralatan telekomunikasi terbesar kedua di dunia itu, tanpa persetujuan khusus.
Pertumbuhan pendapatan perusahaan yang juga pembuat ponsel pintar nomor dua di dunia itu tumbuh sebesar 30 persen pada semester pertama. Angka itu sebelumnya mengalami penurunan dari 39 persen dalam tiga bulan pertama 2019. Namun, Bloomberg mengatakan, angka itu naik tajam dari 2018.
Huawei sejauh ini berhasil meningkatkan pendapatan dengan secara agresif. Menurut Bloomberg, perusahaan itu dapat mengamankan kontrak untuk peralatan jaringan generasi kelima atau 5G.
Perusahaan tersebut juga dikatakan telah memberikan penghargaan kepada sejumlah karyawan karena membantunya mempercepat pendapatan meskipun ada larangan dari AS. Akan tetapi Huawei menolak mengomentari laporan Bloomberg.
Sementara dilansir di National Post, Huawei secara diam-diam membantu pemerintah Korea Utara membangun dan memelihara jaringan nirkabel komersial untuk negara itu. Menurut dokumen internal yang diperoleh oleh Washington. Pos dan orang-orang yang akrab dengan itu, kontrak dan spreadsheet terperinci yang diambil dari database yang memetakan operasi telekomunikasi perusahaan di seluruh dunia.