Startup pendorong gerakan kota cerdas (smart city), Qlue, mencatatkan peningkatan laporan warga DKI Jakarta sebesar 17,3% pada semester pertama 2019. Sementara tingkat penyelesaian laporan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencapai 91%.
Pendiri dan Kepala Eksekutif Qlue, Rama Raditya mengungkapkan, tiga aduan terbanyak di Qlue berisi tentang sampah, iklan liar, dan parkir liar dengan akumulasi 54% dari seluruh laporan.
"Kepercayaan warga DKI Jakarta terhadap Qlue juga terlihat dengan terus meningkatnya pengguna Qlue yang naik 11% pada semester pertama 2019 dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata Rama dalam keterangan tertulis kepada Warta Ekonomi (31/7/2019).
Baca Juga: Didukung Nvidia, Qlue Kembangkan Teknologi AI untuk Solusi Smart City
Startup itu lahir pada 2014 lalu dan sudah memperluas layanan ke 15 daerah di Indonesia. Pada akhir 2019, Qlue menargetkan untuk menjangkau lebih dari 20 daerah di tanah air.
Sang pendiri menyampaikan, "Sejak awal mendirikan Qlue, kami berusaha memberikan solusi untuk memudahkan proses pelaporan warga kepada pemerintah melalui teknologi, sehingga warga dapat berpartipasi aktif dalam pembangunan."
Solusi Qlue diklaim telah digunakan oleh lebih dari 50 institusi lintas industri. Dari sektor properti, keamanan, konstruksi, manufaktur, ritel, rumah sakit, industri, hingga bantuan pascabencana.
Baca Juga: Kenalkan Smart City Solution, Qlue Rambah Tiga Kota Baru
Solusi itu berbentuk platform berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), Internet of Things, serta integrasi data untuk meningkatkan produktivitas kerja dan efisiensi dalam menangani permasalahan kota ataupun korporasi.
Pada keterangan yang sama, Qlue juga mengumumkan gelar baru sebagai "Startup of The Year" dari majalah startup dan pengusaha Asia Pasifik, Jumpstart Magazine. Majalah yang berbasis di Hongkong itu menilai, platform tersebut berkontribusi mendorong perubahan di Indonesia lewat konsep kota cerdas.