EKBIS.CO, TANGERANG -- Pertumbuhan agen asuransi jiwa di Indonesia mengalami tantangan dalam tiga tahun terakhir ini. Bahkan, kondisi tersebut menjadi masa-masa kritis bagi seorang agen.
Country Chair Million Dollar Round Table Indonesia Glen Alexander Winata mengatakan tantangan industri asuransi semakin kompleks dengan kehadiran financial technology (fintech) dan digitalisasi.
"Jadi agen asuransi harus menggandakan atau memperluas kemampuan advisor mereka supaya bisa bersaing di level global," ujarnya saat konferensi pers Million Dollar Round Table di ICE BSD, Tangerang, Selasa (6/8).
Sementara Presiden MDRT Internasional Ross Vanderwolf menambahkan perkembangan fintech dan digitalisasi asuransi yang kian pesat di dunia seperti di China dan Australia, bank mulai gunakan digital pelayanan dalam memberikan layanan kepada nasabah.
"Tetapi human advise lebih optimal ketimbang digital dalam membantu memenuhi kebutuhan perencanaan keuangaan nasabah," ucapnya.
MDRT merupakan perkumpulan para profesional asuransi dari seluruh dunia yang telah berdiri sejak 1927 atau Asosiasi Premier Profesional Finansial. Menurutnya China menjadi anggota MDRT tertinggi di Asia sebanyak 18.022 anggota.
"Jadi China sangat memungkinkan dalam penerapan strategi menjaga retensi bagi pertumbuhan member MDRT dan agen asuransi jiwa," ucapnya.
Adapun jumlah member MDRT global yang saat ini mencapai 72 ribu profesional, tumbuh sekitar 40 persen dalam lima tahun terakhir.
"Member MDRT internasional sudah bertumbuh sangat pesat dalam 4-5 tahun terakhir hingga 40 persen. Kami akan support untuk terus tumbuh," jelasnya.
Pada Juli 2019, jumlah anggota MDRT Indonesia sebanyak 2.459 orang atau meningkat 20,06 persen dibandingkan dengan 2018 yang berjumlah 2.048 orang. Pada tahun ini Indonesia masuk dalam urutan ke 10 top member seluruh dunia.
Sepuluh besar negara dengan jumlah anggota MDRT terbesar antara lain China menjadi yang teratas dengan jumlah 18.022 anggota, diikuti Hong Kong 11.701 anggota, Amerika Serikat 7.871 anggota, Jepang 7.028 anggota, Taiwan 3.773 anggota, India 3.214 anggota, Republic of Korea 2.750 anggota, Thailand 2.622 anggota, Vietnam 2.549 anggota, Indonesia 2.459 anggota.
"Tahun depan 2020 ditargetkan dapat mencapai lebih dari 3.000 member,” ucapnya.