Indeks kualitas udara di ibu kota berada di angka 169 di dunia dan masuk ke dalam kategori tidak sehat, berdasarkan situs AirVisual. Apakah permasalahan di ibu kota Indonesia itu dapat diatasi dengan konsep kota pintar?
Pendiri perusahaan rintisan pendorong kota pintar, Qlue, mengatakan, sedang memikirkan solusi jangka pendek berbasis teknologi untuk mengatasi hal tersebut. Namun, ia belum mau membeberkan idenya itu.
"Kalau solusi jangka panjang kan menanam pohon, okelah. Tapi kalau jangka pendek, saya mau pakai teknologi, saya lagi ngobrol juga sih gimana caranya," jelas Pendiri Qlue, Rama Raditya, Selasa (6/8/2019), di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Baca Juga: Jakarta Polusi Udara, Palangka Raya Kena Kabut Asap
Ia menambahkan, solusi itu akan menggunakan sensor berbasis internet of things (IoT) untuk mendeteksi kondisi udara. Yang sedang dipikirkan adalah cara agar udara kotor itu bisa dihilangkan.
Pria itu menjelaskan, "Lagi kami pikirkan pakai sensor cuma deteksi, gimana caranya bisa udaranya kesedot ke atas, pakai hexos atau ke bawah tanah."
Rama pun mengatakan, Qlue akan mengarah kepada solusi itu karena sejak awal konsep kota pintar yang diusung oleh startup itu memang bertujuan menyelesaikan permasalahan di satu kota, seperti kemacetan di Jakarta.
Baca Juga: Polusi Jakarta Makin Parah, Ini Perintah Anies ke Anak Buah
Startup itu juga akan menguji coba implementasi produk yang didukung oleh teknologi vision artificial intelligence (Vision AI) di tiga stasiun Moda Raya Transportasi (MRT) Blok M, Lebak Bulus, dan Blok A.