Rabu 07 Aug 2019 15:46 WIB

Pertamina Siagakan 45 Kapal Atasi Tumpahan Minyak

Pertamina memprioritaskan keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Rep: Antara/ Red: Friska Yolanda
Petugas membersihkan sisa kebocoran minyak mentah Pertamina di kawasan ekosistem mangrove Desa Pantai Bahagia, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/8/2019).
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Petugas membersihkan sisa kebocoran minyak mentah Pertamina di kawasan ekosistem mangrove Desa Pantai Bahagia, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/8/2019).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) menyiagakan 45 kapal untuk mengatasi tumpahan minyak akibat kebocoran pada anjungan migas lepas pantai area PHE di perairan Karawang, Jawa Barat. Para pekerja Pertamina Hulu Energi Offshore North Java (PHE ONWJ) bersama tim ahli internasional di bidang pengawasan sumur minyak (well control) mulai melakukan pengeboran untuk menghentikan gelembung gas di sekitar anjungan YY sejak Kamis, 1 Agustus 2019 pukul 14.00 WIB.

Hingga Rabu (7/8) tahap pengeboran YYA1-RW memasuki kedalaman sekitar 540 meter dan sedang dalam tahap persiapan pengeboran hole section 17-1/2. Pengeboran ini dimulai dua hari lebih cepat dari jadwal semula dan ditargetkan mencapai kedalaman 2.765 meter, kata Vice President Relations Pertamina Hulu Energi, Ifki Sukarya dalam siaran persnya.

Baca Juga

"Kegiatan mobilisasi Rig Jack Up Soehanah di sekitar lokasi relief well dilakukan bersamaan dengan proses survey geohazard dan geotechnical, sehingga tidak ada waktu tunggu. Beberapa pekerjaan persiapan bisa dilakukan simultan sehingga dapat mempercepat waktu tajak dua hari dari rencana awal,” ujarnya, Rabu (7/8).

Munculnya gelembung gas di sekitar anjungan YY yang dioperasikan PHE ONWJ berawal pada Jumat dini hari, 12 Juli 2019. Sesuai standar keselamatan, PHE ONWJ menghentikan aktivitas pengeboran dan mengaktifkan Incident Management Team (IMT).

Pekerja PHE ONWJ berupaya maksimal menanggulangi kondisi yang tidak normal tersebut sesuai prosedur operasi. Hingga pada 14 Juli 2019 dilakukan proses evakuasi.

"Prioritas utama adalah keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan sekitar, ” ujar Ifki.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement