Senin 19 Aug 2019 13:28 WIB

Perusahaan Digital Jadi Penguasa Dunia

Memasuki era digital, pemimpin pasar tidak lagi perusahaan sumber daya alam.

Rep: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)/ Red: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)
Perusahaan Digital Jadi Penguasa Dunia. (FOTO: KrAsia)
Perusahaan Digital Jadi Penguasa Dunia. (FOTO: KrAsia)

Memasuki era digital, pemimpin pasar yang semulanya perusahaan minyak, tambang, dan yang mengandalkan sumber daya alam kalah dengan perusahaan digital.

Perkembangan teknologi digital saat ini terus menjadi arus perubahan dalam segala sektor. Mulai dari sektor bisnis, saat ini startup digital tengah menjadi motor penggerak utama peradaban baru. adi.

Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Bappenas, Leonardo Adypurnama alias Teguh Sambodo mengatakan, perusahaan digital di berbagai belahan dunia telah membuat sejarah baru dengan menggeser dominasi kapitalisasi pasar konvensional.

Baca Juga: Tak Melulu Untung, Status Unicorn Juga Bisa Jadi Ancaman untuk Startup

Startup, e-commerce, social media, hingga kecerdasan buatan telah menjelma menjadi raksasa baru dalam skala global termasuk di Indonesia. Untuk Indonesia sendiri, kehadiran beberapa startup lokal yang telah menjadi unicorn memberikan dampak yang signifikan bagi roda ekonomi, dan sosial budaya.

Berdasarkan data Indonesia Digital Creative Industry Community dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), di Indonesia saat ini terdapat 992 perusahaan rintisan.

Jika dilihat dari jenis bidang usahanya sebanyak 352 startup atau sebesar 35,48 persen, yakni bidang e-commerce, kemudian sebanyak 55 startup atau sebesar 5,54 persen ada di bidang game, dan sebanyak 53 startup atau sebesar 5,34 persen di bidang financial technology. Sisanya, 53,63 persen adalah bidang lainnya dengan total jumlah 532 perusahaan.

“Asia Tenggara adalah wilayah yang memiliki unicorn paling banyak, dengan penilaian valuasi lebih dari US$1 miliar di wilayah Asia setelah China dan India,” ujarnya.

Hal ini terlihat dari total nilai valuasi unicorn yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Posisi puncak dihuni oleh Grab dari Singapura, kedua ada Gojek dari Indonesia, ketiga ada Sea dari Singapura, keempat ada Lazada dari Singapura, Kelima ada Traveloka dari Indonesia. Kemudian, keenam ada Razer dari Singapura, dan ketujuh ada Tokopedia dan Bukalapak ada diposisi kedelapan yang berasal dari Indonesia.

Baca Juga: 7 Startup Pariwisata Ini Ikuti Program Akselerasi, Mau Dorong Sektor Pariwisata Indonesia

Sementara itu, dari sisi dampak ekonomi, sumbangsih sektor digital terhadap perekonomian nasional juga tak bisa dianggap sebelah mata. Hal ini terlihat dengan tumbuhnya sektor usaha yang mendukung ekosistem ekonomi digital di Indonesia, seperti sektor informasi dan komunikasi, sektor transportasi dan pergudangan, hingga penyerapan tenaga kerja.

“Sektor Informasi dan Komunikasi masih melanjutkan tren pertumbuhan di atas 7 persen, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menjadi indikasi peningkatan peran ekonomi digital,” ujar Leonardo.

Kemudian, Sektor transportasi dan pergudangan juga tumbuh lebih dari 7 persen. Pertumbuhan yang tinggi ini salah satunya didorong pertumbuhan e-commerce dan transportasi on-demand seperti Gojek dan Grab. Selain itu, Pertumbuhan tenaga kerja sektor TIK juga meningkat pesat. Tahun 2018 meningkat 9,21 persen.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement