Selasa 20 Aug 2019 08:38 WIB

Ini Respons Pasar Atas Layanan Kesehatan Digital

Gelombang digitalisasi terus merambah ke berbagai sektor industri juga kesehatan

Rep: Taufan Sukma(Warta Ekonomi)/ Red: Taufan Sukma(Warta Ekonomi)
Healthtech Sukses Jawab Kebutuhan Pasar. (FOTO: Warta Ekonomi)
Healthtech Sukses Jawab Kebutuhan Pasar. (FOTO: Warta Ekonomi)

Gelombang digitalisasi terus merambah ke berbagai sektor industri. Tak terkecuali di industri layanan kesehatan. Sebut saja dengan mulai bermunculannya para pemain healthtech seperti Halodoc, Klikdokter hingga beberapa layanan digital yang terintegrasi dengan lembaga kesehatan seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Kehadiran pemain baru di industri kesehatan nasional ini juga terbukti sukses menjawab kebutuhan pasar selama ini dalam hal layanan kesehatan yang lebih baik. Simpulan itu setidaknya bisa dilihat dari survei yang dilakukan Deloitte Indonesia bekerja sama dengan Bahar dan Center for Healthcare Policy and Reform Studies (Chapters) Indonesia, di mana mayoritas masyarakat mengaku puas terhadap layanan yang diberikan para pelaku healthtech tersebut.

Baca Juga: Hadapi Disrupsi, Begini Kondisi Ekosistem Healthtech Masa Kini

Dalam survei tersebut, sekitar 84,4% pengguna layanan kesehatan digital mengaku puas dengan layanan yang ada. Founder dan Chairman Chapters Indonesia Luthfi Mardiansyah menyatakan bahwa kepuasan yang dirasakan pelanggan meliputi kepraktisan, kenyamanan, biaya rendah, dan banyaknya pilihan yang bisa dipilih konsumen.

"Masyarakat secara langsung bisa merasakan convenience (kenyamanan) dengan sistem yang ada saat ini. Konsumen merasakan layanan (healthtech) ini banyak manfaatnya. Banyak pilihan dari sisi pelayanan sampai resep obatnya. Apakah dia hanya mau cek kondisi atau sekalian minta resep obat," ujar Luthfi di Jakarta, Senin (19/8/2019).

Tak hanya itu, menurut Luthfi, layanan digital juga bisa dipilih sebagai opsi kedua bila pelanggan atau penderita penyakit tidak bisa datang ke rumah sakit yang bersangkutan.

Namun, tumbuhnya layanan kesehatan digital harus dibarengi dengan tumbuhnya infrastruktur kesehatan yang memadai dan regulasi data yang telah terkumpul pada layanan tersebut.

Baca Juga: BlueChilli Luncurkan HealthTech Accelerator untuk Asia Tenggara

"Sebab masih ada 15,6% pengguna yang masih merasa tidak puas dengan layanan kesehatan digital. Ini harus disikapi. Kenapa mereka tidak puas? Pertama, data privacy-nya bagaimana? Siapa yang simpan riwayat kesehatan kita saat berobat melalui aplikasi, pemilik aplikasi atau rumah sakit?" tegas Luthfi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement