EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, menyampaikan, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia akan terus mengalami perkembangan pesat, setidaknya hingga sembilan tahun ke depan.
Ia menjelaskan, total nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia saat ini sekitar Rp 15.400 triliun. Pada 2030 total PDB nasional diperkirakan tumbuh menjadi sekitar Rp 24 ribu triliun hingga Rp 30 ribu triliun.
"Porsi ekonomi digital kita akan tumbuh sekitar 800 persen dalam sembilan tahun ke depan dari Rp 632 triliun saat ini menjadi sekitar Rp 4.500 triliun," kata Lutfi dalam Technopreneur Fest Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Jakarta, Jumat (19/11).
Ia menjabarkan, sektor ekonomi digital Indonesia akan diisi oleh tiga subsektor yang memainkan peranan strategis. Pertama, e-commerce yang nilainya akan menjadi sekitar Rp 1.900 triliun pada 2030 mendatang.
Kedua, teknologi pendidikan (edutech) yang nilainya diproyeksi tembus Rp 160 triliun. Sektor edutech ini sangat penting untuk membentuk generasi emas Indonesia di masa yang akan datang. Sektor digital harus mampu meningkatkan taraf pendidikan dan kualifikasi tingkat pendidikan para pekerja di Indonesia.
"Sebagai gambaran kita menerima 25 juta siswa SD tapi yang sampai lulus SMA hanya 10 juta siswa. Ada 15 juta yang hilang ditelan emisi," Kata dia.
Adapun yang ketiga yakni teknologi digital dalam layanan kesehatan (healthtech) yang nilainya diperkirkaan mencapai Rp 476 triliun. "Setiap satu dokter yang lulus saat ini harus menanggung 600 pasien baru, jadi harus ada teknologi yang baik untuk bisa memberikan pelayanan ke angkata dokter muda kita," kata dia.
Lutfi pun meminta kontribusi dari para pengusaha Indonesia maupun masyarakat untuk mendukung sektor ekonomi digital Indonesia lewat investasi. Saat ini, kata dia, Indonesia boleh berbangga karena memiliki banyak perusahaan teknologi digital di berbagai sektor yang berstatus unicorn. Namun, pengembangan bisnis mereka dikuasai oleh Singapura yang menjadi sumber dari investasi.
"Tren ke depan ada 5G, internet of things, blockchain, artificial intelligence, dan cloud computing. Ini akan merubah hidup bangsa kita karena kelimanya menembus ruang dan waktu," kata dia.
Sementara itu, Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, menambahkan, pemerintah saat ini juga fokus dalam pemerataan investasi antara di Jawa dan luar Jawa. Hal itu agar pemerataan ekonomi bisa terwujud dan manfaat kesejahteraan yang diterima masyarakat lebih meluas.
"Tahun depan realisasi investasi kita ditargetkan Rp 1.200 triliun," kata Bahlil.