Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Situasi di Hong Kong masih panas akibat demo yang berlangsung kurang lebih selama 10 minggu lamanya. Dampak dari kisruh tersebut, harta miliarder merosot tajam dan CEO Cathay Pacific pun memutuskan untuk mengundurkan diri.
Pengunduran diri Rupert Hogg dari posisinya sebagai CEO ini beredar sejak (16/8/2019). Kabar tersebut mendadak mencuat usai beberapa hari setelah maskapai Hong Kong itu mendapat kecaman dari China lantaran beberapa stafnya mendukung aksi unjuk rasa pro-demokrasi.
Baca Juga: Rugi, Industri Penerbangan di Hong Kong Rugi Rp500 Miliaran Per Hari
Hogg mengundurkan diri guna bertanggung jawab sebagai pemimpin perusahaan terkait peristiwa yang mencekam di Hong Kong belakangan ini. Posisinya digantikan oleh Augustus Tang, seorang veteran konglomerat Swire Group, pemegang saham utama Cathay Pacific.
Selain Hogg, Paul Loo selaku Chief Customer and Commercial Officer (CCCO) Cathay Pacific juga mengundurkan diri dari jabatannya karena alasan yang sama.
Selama dua pekan terakhir, Cathay Pacific menjadi target kemarahan China usai beberapa pekerjanya dari total 27.000 karyawan mengambil bagian dalam atau menyuarakan dukungan atas aksi demo menentang Undang-Undang Ekstradisi.
Baca Juga: Harapan Pemimpin Hong Kong Kepada Para Demonstran
Regulator penerbangan China bahkan memaksa Cathay Pacific untuk mencegah staf tersebut bekerja dalam penerbangan dengan rute ke China daratan atau melintasi wilayah udara negeri tembok raksasa.
Cathay Pacific pun mengambil langkah memecat empat pekerjanya yang turut dalam aksi protes termasuk dua pilotnya.