Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Perusahaan asuransi asal Singapura, Axinan, bermitra dengan Bukalapak untuk menawarkan asuransi dalam pembelian gawai elektronik, serta perlindungan umum untuk semua produk yang rusak dalam perjalanan.
Menurut Director of Payment, Fintech, and Virtual Products Bukalapak, Victor Lesmana, kemitraan dengan Axinan dimulai pada Mei lalu, dengan perlindungan transit sebagai langkah awal. Sementara, asuransi gawai elektronik diluncurkan bulan lalu. Lebih lanjut, Sompo Insurance Indonesia adalah penjamin emisi untuk produk asuransi.
“Elektronik adalah salah satu kategori item teratas yang paling banyak dicari di Bukalapak. Banyak pelanggan tertarik pada asuransi untuk pembelian gadget karena rata-ratanya cukup mahal. Pelanggan lebih suka diasuransikan daripada harus kembali membeli produk jika ada kerusakan," kata Victor dalam konferensi pers peluncuran kemitraan itu, dilansir dari Kr-Asia.
Baca Juga: 1.000 Mitra Bukalapak, dari Warung sampai Tukang Cilor Gunakan Transaksi QRIS
Pendiri dan CEO Axinan, Wei Zhu, mengatakan jumlah pelanggan membeli asuransi di Bukalapak telah tumbuh secara signifikan, sekitar 70 persen setiap bulan, tetapi tak menyebutkan angka spesifiknya. Dengan berkolaborasi dengan Bukalapak untuk perlindungan pembelian gawao, Axinan menargetkan menjangkau pelanggan muda.
Dalam kesempatan yang sama, Zhu menjelaskan, “Generasi muda tidak memiliki rumah, bahlan banyak dari mereka tidak memiliki mobil. Namun, banyak dari mereka yang menganggap smartphone sebagai aset yang paling berharga, jadi kami mencoba menjangkau pelanggan pada tahap itu."
Tahun ini, Zhu berharap Axinan akan lebih berkolaborasi dengan platform digital lain di Indonesia, merilis lebih banyak produk, seperti asuransi perjalanan dan asuransi kesehatan.
Baca Juga: Bos Bukalapak: Startup Jangan Anti Suntikan Modal Asing
Menurut laporan Google dan Temasek mengenai ekonomi digital Asia Tenggara, bisnis niaga-el (e-commerce) wilayah itu diperkirakan tumbuh lebih dari tiga kali lipat pada tahun 2022.
Di Indonesia, pasar perdagangan daring diproyeksikan meroket dari US$8miliar pada 2017 ke US$65 miliar pada 2022. Dengan pasar niaga-el lokal yang bertumbuh pesar, layanan komplementer seperti pengiriman pun turut berkembang, tetapi risiko barang rusak selama transit sering tidak diperhitungkan oleh peritel.