Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Perusahaan konglomerasi media MNC baru-baru ini bekerja sama mendirikan usaha patungan dengan platform video streaming China yang didukung oleh Baidu, iQiyi. MNC akan memegang saham mayoritas di joint venture tersebut.
Kemitraan itu jadi salah satu aspek transformasi digital perusahaan. Bos MNC, Hary Tanoesoedibjo menilai betapa pentingnya platform digital saat ini, mengingat iklan digital berkontribusi hampir 20 persen dari total pengeluaran iklan di Tanah Air.
"Mungkin (pengeluaran iklan digital) mencapai 30% dalam tiga tahun ke depan. Hal itu berkembang sangat cepat, jadi kita harus menuju ke sana," kata Hary sebagaimana dilansir dari Kr-Asia, Kamis (29/8/2019).
Baca Juga: Mantap! Tuntas Akuisisi, Saham Emiten TV Berbayar Milik Hary Tanoe Jadi Bergelora
MNC sendiri telah memiliki dua platform streaming, yakni MNC Now dan RCTI+. Aplikasi pertama menyiarkan tayangan televisi berbayar MNC, sedangkan yang kedua memutar acara gratis di stasiun televisi itu.
Sementara, melalui platform over the top (OTT) independen bersama iQiyi, MNC menargetkan segmen pasar yang lebih besar. "Jika kita memulai ini sendiri, (platform) tak akan cukup kuat. Indonesia hanya sebagian kecil Asia, jadi kami harus bekerja sama," ujarnya.
Lebih lanjut, MNC membidik pendapatan dalam jumlah signifikan dari iklan digital dan biaya langganan dari platform OTT-nya. Saat ini, pendapatan iklan stasiun TV perusahaan itu menyumbang 45% dari seluruh pendapatan sektor periklanan konvensional Tanah Air.
Pria yang akrab dipanggil HT itu ingin hal tersebut juga diraih iklan digital. "Kami juga ingin menjadi dominan di ruang digital," imbuhnya.
MNC memiliki empat stasiun TV nasional dan sejumlah TV lokal. Menurut HT, ada sekitar 23 ribu jam konten yang diproduksi perusahaan per tahunnya. Sementara layanan TV berbayar mereka (MNC Vision dan MNC Play) memiliki 16 saluran.
Selain itu, mereka juga membuka kanal YouTube yang disaksikan sebanyak tiga miliar orang per bulan dan total 40 juta pemirsa. Oleh karena itu, perusahaan mulai bertransformasi ke dalam dunia digital.