Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Seakan mengetahui situasi Hong Kong ke depannya, miliarder terkaya Li Kashing telah menyebarkan hartanya melalui investasi di tempat lain. Oleh karena itu, saat situasi Hong Kong saat ini goyah, harta dan perusahaannya tetap aman.
Diversifikasi selama bertahun-tahun ke Eropa, Amerika Utara, dan Australia telah menjadikan CK Hutchison, salah satu perusahaan milik Li, menjadi yang paling tidak terekspos terhadap protes politik berbulan-bulan yang terjadi di Hong Kong.
Menurut CEO Port Shelter Investment Management Richard Harris, yang bisnisnya berbasis di Hong Kong, Li melihat risiko yang mungkin datang jika memusatkan investasinya hanya di satu tempat. Istilahnya, Li tak ingin menyimpan telur dalam satu karung.
Baca Juga: Situasi Hong Kong Masih Ngeri, CEO Ini Mengundurkan Diri
Li kemudian memutuskan untuk mendiversifikasikan asetnya sejak 25 tahun lalu untuk memastikan dirinya aman jika suatu hal negatif terjadi di Hong Kong.
Melansir dari Bloomberg (30/8/2019), sejak Unjuk Rasa Tiananmen 1989, Li yang dipanggil "Superman" oleh pengagumnya untuk pilihan investasinya, mulai mencari aset di luar China.
Dia membeli Husky Oil Ltd. yang berbasis di Kanada dan memperluas bisnis telekomunikasi ke Inggris dan Australia. Tahun lalu, bisnis energi dan telekomunikasi menyumbang 33% dari laba CK Hutchison sebelum bunga dan pajak.
Baca Juga: Taipan Hong Kong Beli Perusahaan Pub Inggris Rp79 Triliun
Dengan sekitar 73% dari pendapatan CK Asset yang berasal dari Hong Kong dan mainland China, putra dan penerus Li, Victor, mengikuti jejak ayahnya dengan mencari peluang ke luar negeri untuk memperluas bisnis properti.
Awal bulan ini, CK Asset sepakat untuk mengambil alih Greene King Plc, yang mengoperasikan lebih dari 2.700 bar, restoran, dan hotel di Inggris, senilai 2,7 miliar pound atau sebesar US$3,3 miliar.