Warta Ekonomi.co.id, Jakarta---Berkat pertumbuhan teknologi, waktu yang dibutuhkan manusia di masa depan untuk bekerja hanya 3 hari seminggu dan 4 jam dalam sehari. Hal itu diungkapkan oleh Jack Ma dalam acara World Artificial Intelligence Conference di Shanghai.
Teknologi kecerdasan buatan (AI) bisa membantu manusia untuk bekerja dalam waktu yang singkat. Ma membandingkan hal tersebut serupa dengan kemunculan listrik yang membantu manusia memiliki lebih banyak waktu luang.
Baca Juga: Kontras, Tanggapan Elon Musk Dimentahkan Jack Ma
Melansir dari Strait Times (2/9/2019), Ma mengatakan, "listriklah yang membuat orang punya lebih banyak waktu sehingga bisa karaoke atau pesta dansa di petang hari. Saya pikir karena adanya kecerdasan buatan, maka orang akan punya lebih banyak lagi waktu menjadi manusia."
Ia melanjutkan, dalam waktu 10 hingga 20 tahun ke depan, manusia dan pemerintahan di setiap negara harus fokus terhadap reformasi sistem pendidikan dan memastikan penerus bangsa bisa memiliki pekerjaan yang hanya membutuhkan waktu 3 hari seminggu, dan 4 jam sehari.
Baca Juga: Jack Ma Bilang Lebih Penting Internet daripada Listrik
Ma yakin bahwa kecerdasan buatan akan membantu manusia dan tidak menghilangkan lapangan kerja. "Saya tidak khawatir soal pekerjaan. Komputer hanya punya chip, manusia punya hati. Di hatilah datang kebijaksanaan," sebutnya.
Pernyataan Ma soal jam kerja singkat itu kontras dengan dukungannya beberapa waktu silam soal sistem kerja 996, yaitu kerja dari jam 9 pagi sampai 9 malam selama 6 hari seminggu. Ia menganggap waktu kerja yang panjang membantu memajukan China.