Warta Ekonomi.co.id, Jakarta---Setiap miliarder, terkhususnya Jack Ma, memiliki benda kesayangan atau pusaka yang selalu ia bawa ke mana saja. Benda ini merupakan sebuah buku yang tak pernah lupa ia bawa di dalam tasnya setiap hari.
Melansir dari Forbes, pendiri Alibaba itu selalu membawa buku Tao Te Ching, buku dasar mengenai filsafat, agama, dan etika Tao yang disusun oleh Lao Tzu pada abad keenam sebelum masehi.
Jika diulas lebih mendalam, sebenarnya buku ini tidak ada hubungannya dengan kejayaan Alibaba. Tidak ada pula hubungannya dengan status Ma sebagai orang terkaya di China yang bisa ia dapatkan dalam waktu yang singkat.
Baca Juga: Pascapensiun, Bos Alibaba Pilih Tinggal di Singapura?
Lantas, apa keistimewaan Tao Te Ching?
Tao Te Ching merupakan buku yang menekankan pembelajaran bagi pembaca untuk hidup sesuai dengan “jalan” yang ditetapkan. Dengan pembelajaran tersebut, bisa mengisi rasa "kekosongan" dan menumbuhkan "keterbukaan" dalam diri.
Ma sepertinya menerapkan filosofi Taoisme ke dalam perusahaan yang didirikannya, Alibaba. Hal ini sangat tampak pada dinamika dan budaya kerja yang ada di Alibaba, di mana dedikasi pertama ditujukan untuk konsumen, kedua untuk karyawan, dan ketiga bagi pemegang saham.
Alibaba juga menerapkan budaya kerja di mana para karyawan dievaluasi oleh manajer atas komitmen mereka atas enam nilai inti, yakni kerja tim, integritas, konsumen adalah yang utama, terbuka atas perubahan, komitmen, serta passion.
Baca Juga: Bukan Jack Ma, Ini Dia Miliarder Paling Dermawan di Asia
Secara tidak langsung, Tao Te Ching menekankan seluruh karakteristik tersebut. Dengan mendorong karyawannya untuk membaca genre sastra ringan, pada saat yang sama ia menanamkan nilai-nilai filosofis dari Tao Te Ching. Dia mengajar Taoisme tanpa memaksa karyawannya membaca puisi yang sulit dipahami dari teks dasarnya.