Kamis 05 Sep 2019 01:01 WIB

Regulator Siapkan Enam Langkah Perkuat Industri Pengolahan 

Langkah ini mulai dari hulu ke hilir agar persoalan sektor manufaktur bisa teratasi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Gubernur Bank Indonesia sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers Sidang Pleno ISEI XX dan Seminar Nasional di Kuta, Bali, Rabu (28/8).
Foto: Humas BI
Gubernur Bank Indonesia sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers Sidang Pleno ISEI XX dan Seminar Nasional di Kuta, Bali, Rabu (28/8).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama pemerintah pusat dan daerah menyusun enam langkah strategis untuk memperkuat kinerja industri pengolahan atau manufaktur domestik. Sektor manufaktur ke depan diyakini masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi. 

Enam langkah tersebut menyangkut dari hulu ke hilir agar persoalan yang dihadapi sektor manufaktur bisa teratasi. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, strategi pertama yakni meningkatkan efisiensi logistik melalui pembangunan infrastruktur. Seperti misalnya pembangunan Pelabuhan Patimban dan pendukungnya. 

"Kedua, mendukung peningkatakn iklim investasi melalui sistem perizinan lewat implementasi online single submission versi 1.1," kata Perry dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (4/9). 

Selanjutnya, strategi ketiga yakni mendukung harmonisasi regulasi dan program kebijakan untuk meningkatkan produktivitas industri. "Antara lain lewat penerbitan ketentuan pelaksanaan super deductible tax dan penerbitan penyempurnaan ketentuan pendukung kendaraan ramah lingkungan," katanya menambahkan. 

Strategi keempat yakni mendukung kelancaran sistem pembayaran. Terdapat tiga sektor yang digarap. Pertama, perluasan kerjasama local currency settlement untuk perdagangan internasional dengan dua negara mitra. 

Kedua, kata dia, perluasan kerja sama local currency settlement untuk investasi khususnya untuk Malaysia dan Thailand. Ketiga yakni pengembangan sistem pembayaraan melalui perluasan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan peluncuran Quick Response (QR) Code Indonesian Standard (QRIS).

Perry melanjutkan, strategi kelima yang akan dilakukan yakni mendorong sektor pembiayaan melalui pendanaan yang berwawasan lingkungan. 

"Ini dilakukan melalui pelonggaran loan to value (LTV) dan uang muka, serta pelebaran Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dan perluasan cakupan komponen sumber funding," ujar dia. 

Adapun strategi terakhir yakni mendukung promosi perdagangan dan investasi industri manufaktur. Soal ini, kata Perry ada lima cara yang bakal ditempuh pemerintah. 

Cara pertama yakni lewat fasilitas negosiasi untuk menjadi pemasok brand global. Kedua, percepatan ratifikasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) dan negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa  (IEU-CEPA). 

Adapun cara ketiga yakni pemanfaatan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Cile (IC-CEPA). Cara yang keempat dan kelima yakni melalui penyelenggaraan West Java Investment Summit (IRU-RIRU-GIRU) serta pameran, misi dagang, serta business matching, antara lain Trade Expo Indonesia di Jakarta. 

Kesepakatan tersebut, kata Perry, dicapai dalam Rakorpusda yang dihadiri pejabat pemerintah pusat dan daerah. "Rakorpusda juga menyepakati strategi pengembangan industri manufaktur yang dilakukan secara terkoordinasi, terintegrasi, dan berkelanjutan yang didukung keterlibatan aktif pelaku industri," ujar dia.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement