Warta Ekonomi.co.id, Surakarta -- Uber kini bereksperimen dengan tampilan aplikasi baru di India untuk mengintegrasikan layanan pengiriman makanan dan berbagi tumpangan.
Dengan integrasi itu, pelanggan dapat mengakses dua layanan berbeda itu dalam satu aplikasi, konsepnya sama seperti aplikasi Gojek dan Grab di Tanah Air. Aplikasi baru itu diprediksi akan tersedia pada awal tahun depan.
"Selanjutnya, akan ada layanan berlangganan untuk kedua layanan yang akan mengurangi biaya bisnis dan akuisisi pelanggan," kata perusahaan dalam laporan The Economic Times lewat DealStreetAsia, dilansir Senin (9/9/2019),
Baca Juga: Lirik Sektor Finansial, Aplikator Taksi Online Ini Mau Tawarkan Pinjaman Online
Bisnis pengiriman makanan di India saat ini didominasi oleh Swiggy dan Zomato yang telah mengantungi dana besar. Swiggy yang dibeking oleh Naspers hendak mengakuisisi UberEats di India pada awal tahun ini. Begitu pula dengan Zomato dan Amazon yang mengajukan kesepakatan yang sama.
Menurut data Forrester Desember 2018, Swiggy mengirim sekitar 800 ribu pesanan sehari, sedangkan Zomato berada di urutan kedua dengan 650 ribu. Di sisi lain, Uber Eats jauh tertinggal, hanya dengan 150 ribu pesanan per hari. Sementara itu, Amazon juga berencana untuk meluncurkan layanan pengiriman makanan di India.
Pasar pemesanan makanan daring di negara itu diprediksi bertumbuh lebih dari 16% YoY menjadi US$17,02 miliar (sekitar Rp239 triliun) pada tahun 2023, menurut Market Research Future.