Rabu 11 Sep 2019 05:46 WIB

Wow! Riset Membuktikan Indonesia Siap Terapkan Teknologi Omnichannel

Era industri 4.0 tidak terlepas dari internet ofthings (IoT)

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Wow! Riset Membuktikan Indonesia Siap Terapkan Teknologi Omnichannel. (FOTO: Agus Aryanto)
Wow! Riset Membuktikan Indonesia Siap Terapkan Teknologi Omnichannel. (FOTO: Agus Aryanto)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Era industri 4.0 tidak terlepas dari internet ofthings (IoT), cyber-physical system (CPS), cloud computing, cognitive computing, artificial intelligence, dan industrial internet of things (IIoT). Berkenaan dengan itu, Indonesia tentu menghadapi tantangan tersendiri dalam melakukan penerapan hal tersebut di dalam industrinya, khususnya dari segi pemasaran.

Teknologi pemasaran automasi berbasis realtime dengan pendekatan omnichannel terintegrasi yang ditawarkan Resulticks disebut siap diterima Indonesia. Dalam menjawab hal tersebut, Country Sales Manager for Indonesia Resulticks, Adam Bachtiar, memaparkan hasil riset yang dilakukan Resulticks terhadap market di Asia Tenggara.

Baca Juga: Amankah Layanan Realtime Marketing Omnichannel Resulticks?

"Di Indonesia, yang menarik adalah 90 persen menyatakan bahwa pemasaran yang realtime itu yang menjadi prioritas utama saat mereka (pelaku bisnis) menjalankan omnichannel," kata Adam saat memaparkan riset Resulticks di Jakarta, Selasa (10/9/2019).

Riset yang dipaparkan Adam menunjukan bahwa prioritas realtime marketing di Indonesia jauh lebih tinggi daripada negara-negara di Asia Tenggara, yakni 68 persen.

Dari laporan hasil riset tersebut, disebutkan juga bahwa 83 persen bisnis di Indonesia sudah mengkonsolidasikan data mereka ke dalam platform yang sudah terintegrasi, dan 70 persen eksekutif bisnis di Indonesia berencana meningkatkan pengeluaran untuk teknologi omnichannel.

Baca Juga: Top! Resulticks Tawarkan Layanan Marketing Terintegrasi Indonesia

Tantangan dalam penerapan Omnichannel

Dalam menerapkan omnichannel sendiri, negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan. Tantangan tersebut, yakni ketidaklengkapan data pelanggan, teknologi dan software yang terbatas, serta kemampuan mengolah data secara realtime.

"41 persen mengatakan keterbatasan teknologi dan software. Ini yang paling banyak disebutkan oleh survei kita. Kemudian, 39 persen di antaranya mengatakan terlalu banyak data untuk di manage," ujar Adam.

Baca Juga: Like di Instagram Hilang, Influencer Marketing Terancam?

Di Indonesia sendiri, sebanyak 57 persen mengatakan keterbatasan teknologi menjadi tantangan utama. Selain itu integrasi data yang buruk juga menjadi tantangan dalam penerapan omnichannel di Indonesia.

"45 persen di antara yang kita survei menyatakan bahwa integrasi data yang jelek itu menjadi tantangan," katanya.

  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement