Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Sempat ingin maju menjadi pesaing Donald Trump di Pemilu Amerika Serikat (AS) mendatang, mantan CEO Starbucks Howard Schultz tiba-tiba membatalkan rencananya tersebut. Hal itu ia umumkan melalui surat terbuka.
Schultz mengurungkan niatnya itu lantaran melihat kondisi politik AS yang saat ini kurang menguntungkan bagi calon presiden yang independen seperti dirinya.
"Hari ini, tidak cukup banyak orang yang mau mempertimbangkan mendukung kandidat independen karena hal itu ditakutkan berujung pada pemilihan kembali presiden petahana yang membawa bahaya yang tak bisa," tulis Schultz dalam situs resminya howardschultz.com, yang dikutip Warta Ekonomi, Rabu (11/9/2019).
Baca Juga: Trump Tetap Paling Tajir! Segini Kekayaan 11 Kandidat Pesaing Donald Trump di Pilpres AS 2020
Itu artinya, jika Schultz tetap nekat maju sebagai capres, kemungkinan Donald Trump justru bisa kembali terpilih. Ia mengurungkan niatnya karena ingin mencegah hal itu terjadi. Schultz pun lebih memilih mengabdi untuk masyarakat, tanpa jalur pemerintahan.
Selain itu, Schultz juga menjadikan masalah kesehatan sebagai pertimbangan keputusan mundurnya. Miliarder tersebut mengaku telah menderita sakit di punggung dan harus menjalani operasi.
Baca Juga: Tiga Miliarder Pesaing Donald Trump di Pilpres AS 2020
Melansir dari Forbes, Schultz tercatat memiliki kekayaan sebesar US$4,6 miliar atau sekitar Rp64,7 triliun.
Ia telah menyiapkan sejumlah dana untuk menyokongnya maju menjadi capres. Namun, karena niatnya urung, uang itu pun akan ia sumbangkan ke berbagai pihak. Schtulz pun berjanji akan terus berjuang demi masyarakat, meski tak lewat jalur pemerintahan.