EKBIS.CO, PURWAKARTA -- Sejumlah petani di kawasan Cikadu, Purwakarta, mulai memanfaatkan mesin pompa dan selang air yang diberikan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Kamis (12/9). Penggunaan ini dilakukan mengingat wilayah tersebut terus mengalami dampak kering yang cukup panjang.
"Kami mulai dengan melakukan penyedotan dan membagi jalur air menjadi 3 bagian. 2 diantaranya menggunakan selang besar dan 1 lainnya dialirkan ke bak air," ujar Ketua Gapoktan Margatani Cikari, Unus, Kamis siang.
Unus menjelaskan, air yang sudah tersambung ke bak penampung langsung dibuka untuk pengairan ke sejumlah sawah. Utamanya ke lahan-lahan yang berada di bagian ujung. Sedangkan untuk daya jangkau mesin ini mampu mengairi 100 hektare.
"Untuk sumber air, kami masih memanfaatkan Sungai Cilamaya yang berada di sisi bagian barat. Alhamdulillah airnya cukup banyak dan mampu menghidupkan semangat petani untuk bercocok tanam," katanya.
Untuk itu, Unus menyampaikan terima kasih atas bantuan dan dukungan pemerintah pusat ke sektor pertanian Purwakarta.
"Awalnya ragu untuk menanam karena hujan tak kunjung turun. Tapi setelah diberikan bantuan, kami optimis mampu mendulang produksi dengan baik," katanya.
Mengenai hal ini, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan, Edy Purnawan mengatakan bahwa dalam waktu dekat pihaknya juga akan memberikan bantuan benih padi gogo sawah (gowah).
"Ya jadi selain mesin pompa air dan selang, kami juga akan memberikan bantuan benih padi gogo sawah (gowah)," katanya.
Petani menggarap lahan pertanian
Asal tau saja, Ditjen TP sudah mengalokasi tambahan pompa air sebanyak 14 buah. Kemudian bantuan selang air sebanyak 1.000 meter dan benih padi 3.000 hektare yang diberikan untuk mempercepat proses mitigasi.
Dengan begitu, Edy mengaku optimistis purwakarta bisa mengejar target luas tambah tanam di bulan september ini. Apalagi, data sementara menunjukan ada sekitar 3.000 hektare padi yang yang tertanam sampai akhir September.
"Bantuan ini harus menjadi pemicu semangat, kreatifitas serta tekad yang kuat dari para petani untuk mengatasi masalah kekeringan. Jadi proses mitigasi ini merupakan respon pemerintah untuk mengawal target produksi padi nasional. Kami optimistis target produksi padi tidak akan meleset dari angka yang ditetapkan," katanya.
Semenyara Wakil bupati Purwakarta Aming, mengapresiasi bantuan ini karena berdampak langsung pada roda ekonomi petani. "Saya berharap para petani bisa mengoptimalkan bantuan ini dengan sebaik mungkin. Artinya tujuan pemerintah hanya satu untuk meningkatkan kesejahteraan petani," tukasnya.