Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Perusahaan media dan pengiklan menghadapi tantangan. Terutama untuk membuat keputusan yang tepat antara anggaran iklan yang berubah dari konvensional ke digital menuju 'monetisasi' metrik untuk menjangkau target audiens yang efektif.
Nielsen menjawab tantangan di atas dengan menghadirkan total audience measurement, yang menghubungkan semua kapabilitas pengukuran online atau offline ke dalam suatu kerangka yang komprehensif.
“Strategi pemasaran seharusnya tak lagi memisahkan digital dan konvensional, di mana masing-masing media memiliki keunikan untuk membantu pengiklan mencapai tujuan. Karena itu, diperlukan pengukuran yang komprehensif untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai touch-point konsumen," kata Hellen Katherina, Executive Director Media Nielsen Indonesia, dalam keterangannya, Kamis (12/9/2019).
Dengan mengetahui secara menyeluruh terkait touch-point pelanggan, lanjut Hellen, pengiklan bisa menghitung return of investment (ROI) dengan mencocokkan data antara siapa yang melihat dan tidak melihat iklan mereka, dan siapa yang membeli dan tidak membeli produk mereka.
Baca Juga: Resesi Ekonomi, Nielsen: Masyarakat Tahan Uang untuk Liburan
Di sisi lain, pengukuran yang independen sangatlah penting untuk memberikan kepercayaan diri bagi para pemasar dan pengiklan untuk terus melakukan investasi di media digital.
"Kami mengajak para pelaku industri media untuk mulai mengadopsi total audience dan cross-media measurement untuk membantu industri mendapatkan strategi monetisasi yang maksimal. Nielsen siap menyediakan solusi tersebut," tegas Hellen.
Total audience measurement mengaplikasikan teknologi canggih yang menggabungkan nano people meter dan streaming meter dengan pendekatan big data dan data science, yang dihubungkan oleh Nielsen Software Development Kit (SDK) terbaru.
"Selain komprehensif, berbiaya rendah dan berkualitas tinggi, solusi teknologi ini juga didesain untuk berbaur dengan lingkungan rumah, di mana desain perangkat yang digunakan sangat simpel dan modern," tutur Hellen.
Para pelaku industri media di Indonesia ke depannya dapat mengukur kepemirsaan pada media konvensional dan media digital secara lebih mudah, bahkan lebih jauh lagi dapat melihat demografi pemirsa yang mengonsumsi konten dan iklan yang ditayangkan.