Warta Ekonomi.co.id, Bandung
Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel) Jawa Barat mendorong kemajuan industri optik tanah air. Ketua Apnatel jabar, Boris Syaifullah mengatakan pihaknya akan melakukan percepatan sinyal digital dan visi pemerintah Jawa Barat juara lahir batin dengan inovasi dan kolaborasi.
“Apnatel berupaya mencari berbagai terobosan dan titik temu dengan pemerintah sebagai solusi serta pemangku kepentingan lainnya agar pertumbuhan pengusaha telekomunikasi nasional di Indonesia dapat terus meningkat dan iklim usaha yang sehat dan kondusif,” katanya kepada wartawan, Jumat (20/9/2019).
Baca Juga: Ibu Kota Pindah, Bagaimana Sikap Operator Telekomunikasi?
Baca Juga: Bisnis Telekomunikasi Tak Cuan, Emiten Bakrie Group Hijrah ke Bisnis TV Digital
Jawa Barat sebagai induk organisasi dunia usaha telekomunikasi memiliki peran yang sangat besar sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan mensukseskan pencapaian kinerja pembangunan nasional.
Boris menyebutkan hal itu sesuai dengan program jangka pendek Apnatel yaitu mendorong berdirinya lingkungan industri optik di Jawa Barat dengan tujuan mendorong kebijakan penetapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan alhamdulillah PT borsya Cipta communica salah satu dari dengan nilai kandungan lokal tertinggi.
“Diharapkan dapat menggenjot kemampuan produksi industri dan dalam negeri sehingga ikut mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja melakukan link and match dengan dunia pendidikan dan penyiapan tenaga kerja yang profesional,” kata Boris.
Selain itu, dalam wujud prestisius segitiga rebana (Patimban Kertajati dan Cirebo) siap bersinergi dan berkolaborasi di Project segitiga rebana untuk pembangunan teknologi dan teknologi telekomunikasi yang terintegritas.
Tantangan lain yang harus ditaklukan ke depan, lanjut boria, yakni pencapaian kemandirian industri telekomunikasi lokal. Untuk itu, Indonesia harus bisa memproduksi sendiri produk kebutuhan dalam negeri, walaupun sebagian bahan bakunya masih impor, Konten lokalnya ini yang harus ditingkatkan.
“Di era disrupsi digital yang membuat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan sangat pesat. Untuk menaklukan tantangan tersebut, semua pelaku usaha di sektor telekomunikasi harus terus berinovasi.
“Bukan hanya pelaku, wadah pelaku usahanya juga harus bisa mengikuti perkembangan teknologi,” ungkap Boris.
Dia menambahkan, hampir setiap sendi kehidupan masyarakat dan di semua segmen usia, sudah sangat terpengaruh gaya hidup digital sehingga Apnatel akan diarahkan agar sejalan dengan perkembangan era milenial.
"Pilihannya hanya ada dua, berbenah atau punah. Jangan sampai Indonesia menjadi seperti Bangladesh yang gagal memanfaatkan momentum bonus demografi,” tegas Boris.
Ke depan, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi Pada tahun 2030. Masa dimana manusia mungkin sebagian besar pekerjaannya digantikan dengan robot. Sebagai contoh Sekarang saja untuk transfer duit tinggal menggunakan smartphone tidak perlu antri di bank.
“Ini tantangan bagi para pelaku usaha khususnya dibidang telekomunikasi agar siap menyiapkan sumber daya yang mumpuni,” pungkasnya.