EKBIS.CO, JAKARTA -- Fintech P2P Lending Akseleran telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 706 miliar hingga September 2019. Ditargetkan pinjaman akan tersalurkan hingga Rp 1,1 triliun pada akhir tahun 2019.
CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Tambunan menjelaskan, Akseleran terus menunjukkan tren positif dengan mencatat total penyaluran pinjaman secara kumulatif sebesar Rp 706 miliar hingga pertengahan September 2019. Pinjaman rata-rata per bulan telah menembus sebesar Rp 70 miliar.
"Kami targetkan total penyaluran pinjaman hingga akhir tahun 2019 secara kumulatif mencapai sebesar Rp 1,1 triliun, jauh meningkat dibandingkan realisasi di akhir tahun lalu sebesar Rp210 miliar. Khusus untuk tahun ini, kami targetkan mencapai Rp 900 miliar dan kami harus kebut di Oktober," jelas Ivan dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (24/9).
Menurut Ivan, untuk penyaluran pinjaman kepada para pelaku usaha atau UKM, Akseleran saat ini masih fokus dengan produk unggulannya berupa Invoice Financing yang berkontribusi lebih dari 90 persen dari total bisnis Akseleran. Ke depan, katanya, Akseleran akan memperbesar Supply Chain Financing yang telah memberikan kontribusinya sekitar 10-15 persen dan tetap membidik UKM kelas menengah ke atas karena tingkat risikonya lebih terjamin dibandingkan kelas mikro.
Dia menjelaskan, proses pembiayaan Supply Chain jauh lebih cepat dengan melakukan penilaian hanya kepada payer, tanpa menilai borrower karena telah tercatat menjadi mitra. "Dengan tren yang terus menanjak, kami harapkan dari total penyaluran pinjaman sebesar Rp1,1 triliun di akhir tahun dapat tersalurkan kepada lebih dari 2.000 pinjaman dengan jumlah lender lebih dari 200 ribu," tambah Ivan.
Untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap fintech, Akseleran turut berpartisipasi dalam Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 23-24 September 2019. Adapun IFSE 2019 diselenggarakan oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) bersama dengan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) yang didukung penuh oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).