Warta Ekonomi.co.id, Surakarta
Layanan pengiriman makanan DoorDash Inc menjadi korban penyerangan keamanan privasi teranyar, menurut laporan Reuters (27/9/2019). Karena serangan itu, ada sekitar 4,9 juta data pelanggan, mitra pengirim, dan restoran yang diduga bocor dan tersebar secara bebas di dunia maya.
Tak hanya itu, empat digit terakhir kartu pembayaran untuk sejumlah konsumen dan empat digit terakhir nomor rekening bank untuk mitra pengirim dan restoran juga berpotensi mengalami kebocoran.
“Data tersebut diakses oleh penyedia layanan pihak ketiga illegal pada 4 Mei lalu,” kata DoorDash melalui kiriman blog resminya.
Baca Juga: Terkuak! Malindo Air Sebut Kebocoran Data Karena. . .
Data itu sepertinya juga memuat informasi pribadi, seperti nama, surat-el, alamat pengiriman, nomor telepon, serta nomor SIM dari sekitar 100 ribu mitra pengirim.
Namun, ada sedikit kabar baik bagi para pengguna baru DoorDash, karena mereka tak terdampak insiden tersebut. “Pengguna yang bergabung setelah 5 April 2019 tidak terpengaruh,” ujar perusahaan.
Kasus pelanggaran data itu baru diketahui oleh perusahaan pada awal bulan ini dan mengaku tengah menyelidiki insiden tersebut. Para pengguna pun diimbau untuk mengganti kata sandi mereka.
DoorDash sendiri merupakan aplikasi pengantaran makanan berbasis permintaan yang beroperasi di Amerika Serikat yang berbasis di San Fransisco.