EKBIS.CO, JAKARTA – Perum Bulog berupaya mengoptimalisasi pembangunan gudang jagung di wilayah-wilayah sentra produksi. Hal itu dilakukan guna mampu menyerap produksi panen jagung petani lebih maksimal.
Sekretaris Perum Bulog, Awaludin Iqbal, menyatakan saat ini Bulog memang belum mampu menyerap jagung hasil petani sebab ketersediaan kapasitas gudang belum mumpuni.
Untuk itu, pembangunan gudang terus dioptimalisasi antara lain di Nusa Tenggara Barat (NTB), Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Gorontalo. Harapannya dengan pembangunan itu, serapan panen dapat lebih maksimal.
"Makanya kami sedang bangun gudang di wilayah-wilayah sentra, supaya nyerapnya bisa maksimal," kata Awaludin saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (28/9).
Dia menyebut, hingga kini Bulog memang masih melakukan penyerapan jagung sesuai kemampuan meski pembangunan gudang masih berlangsung. Adapun total stok jagung yang tersedia di gudang-gudang Bulog hingga (27/9), yakni 14.500 ton. Jumlah ini diklaim masih dapat mencukupi kebutuhan jagung nasional hingga akhir tahun ini.
Sebagai catatan, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi jagung nasional sebesar 33,957 juta ton hingga 2020.
Hanya saja untuk estimasi sementara, Kementan merevisi kembali target produksi tersebut yang diperkirakan turun dari jumlah awal yang sebesar 33,957 juta ton, menjadi 29 juta ton.
Hal ini seiring dengan hasil penyelerasan data oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Adapun berdadarkan catatan Kementan, tingkat kebutuhan jagung sebesar 17 juta ton per tahun. Saat ini, pasokan jagung nasional sebagiannya dipasok dari realisasi impor Januari-Maret 2019 sebesar 90 ribu ton.