Warta Ekonomi.co.id, Surakarta
Trio lubang hitam (blackhole) dilaporkan akan bertabrakan dalam sebuah fenomena yang jarang terjadi, menurut studi terbaru di Virginia, Amerika Serikat.
Tiga ‘monster’ misterius itu akan saling bergesekan di lokasi yang berada sekitar 1 miliar tahun cahaya dari Bumi, menurut studi terbaru. Lebih tepatnya, lokasi itu dinamakan SDSS J084905.51 + 111447.2.
“Saat itu, kami hanya mencari keberadaan dua lubang hitam, namun kami malah menemukan sistem yang luar biasa itu melalui teknik seleksi,” kata Penulis Utama Studi dari Universitas George Mason di Virginia, dikutip dari LiveScience, Rabu (2/10/2019).
Baca Juga: Terungkap! Ternyata Begini Rupa dan Cara Blackhole Bekerja!
Penemuan epik itu tak mudah dilakukan karena membutuhkan banyak instrumen dan kontribusi dari ilmuwan berbagai negara. Yang jelas, ketiga lubang itu aktif ‘mengempani’ lubang hitam supermasif utama.
“(Fenomena ini) jadi bukti terkuat dari sistem triple blackhole yang aktif memberi makan blackhole supermasif,” ujar peneliti yang sama.
Jejak penemuan dimulai dari teleskop Sloan Digital Sky Survey (SDSS) di New Mexico, yang mencitrakan SDSS J084905.51 + 111447.2 dalam cahaya optik. Lalu, relawan proyek sains Galaxy Zoo menggunakan gambar-gambar itu untuk menandai sistem tersebut sebagai penggabungan galaksi yang sedang berlangsung.
Selanjutnya, para peneliti melihat data yang dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa Infrared Survey Explorer (WISE) milik NASA. WISE memata-matai banyak cahaya inframerah yang berasal dari sistem selama fase penggabungan, lebih dari satu lubang hitam supermasif diperkirakan akan muncul dengan cepat, kata para peneliti.
Pengamatan lebih lanjut dalam sinar-X dan cahaya optik mengonfirmasi temuan itu. Observatorium Sinar-X NASA mendeteksi sumber sinar-X kuat di dekat masing-masing pusat galaksi, mengindikasikan banyak gas dan debu dikonsumsi di sana - suatu tanda aktifnya penyedotan dari blackhole.
Pesawat antariksa Nuclear Spectroscopic Telescope Array (NuSTAR) juga menemukan bukti adanya gas dan debu yang mengelilingi salah satu lubang hitam itu. Lebih lanjut, data cahaya optik yang dikumpulkan oleh SDSS dan Large Binocular Telescope di Arizona semakin menguatkan anggapan, ketiga lubang hitam itu aktif.
Jarak antara satu lubang dengan lubang terdekatnya berkisar dari 10.000 tahun cahaya hingga 30.000 tahun cahaya, kata anggota tim studi. Tetapi bentang itu akan berkurang, karena lubang hitam tampaknya terikat untuk menyatu, seperti halnya galaksi induknya sekarang.
Para astronom sudah tahu sedikit proses bertabrakan dari tiga lubang hitam setelah Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) mendeteksi gelombang gravitasi yang dihasilkan oleh sejumlah penggabungan lubang hitam. Namun, sistem ketiga lubang itu mungkin sedikit berbeda dari penggabungan tradisional, kata para peneliti.