EKBIS.CO, JAKARTA -- Harga gabah kering panen (GKP) mulai mengalami kenaikan menjelang akhir tahun. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga GKP sudah menyentuh Rp 5.000 per kilogram (kg) atau jauh di atas harga acuan di penggilingan sebesar Rp 3.750 per kg.
Ketua Umum Persatuan Perusahaan Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso, mengatakan, kenaikan harga gabah kering panen saat ini cenderung wajar karena masa panen raya telah berakhir. Di satu sisi, luas panen pada musim panen gadu atau kemarau jauh lebih kecil dibanding musim panen rendeng pada awal tahun ini.
Adapun secara tren, Sutarto mengatakan, pergerakan kenaikan harga gabah tidak agresif dan masih normal. Hanya saja, memang posisi harga saat ini sudah jauh dari HPP GKP di penggilingan.
"Harga gabah memang sudah jauh di atas acuan jadi otomatis harga beras di hilir sesuai harga eceran tertinggi beras medium (Rp 9.450 - Rp 10.250 per kg) tidak terkejar. Namun untuk beras premium (Rp 12.800 - Rp 13.600 per kg) masih bisa," kata Sutarto kepada Republika.co.id, Ahad (6/10).
Kendati demikian, Sutarto memandang dari segi ketercukupan beras, diyakini masih aman hanya sampai akhir tahun. Selebihnya, pada awal tahun 2020 akan sangat bergantung pada kapan badai el-nino berakhir. Menurut dia, jika musim kemarau belum berakhir pada November mendatang, otomatis, masa tanam dan musim panen rendeng awal 2020 akan mundur atau jatuh pada April.
"Stok aman sampai akhir tahun, yang harus diwaspadai di awal tahun 2020. Pemerintah harus bisa siapkan beras untuk kebutuhan Januari sampai Maret kalau musim panen tahun depan mundur," ujarnya.