EKBIS.CO, TOKYO – World Economic Forum/ WEF (Forum Ekonomi Dunia) menilai Singapura sebagai negara paling kompetitif secara ekonomi di dunia. Sementara itu, dua ekonomi besar Asia, India dan Indonesia, jatuh dalam peringkat tahunan. Data ini dirilis WEF melalui Global Competitiveness Report 2019 seperti dilansir di Nikkei Asian Review, Selasa (9/10).
Laporan WEF memperlihatkan, negara-negara di Asia Tenggara menyalip Amerika Serikat (AS). Di antara 141 negara dan wilayah, Singapura menjadi pemimpin dalam daftar infrastruktur, termasuk kualitas jalan dan efisiensi pelabuhan maupun bandara. Sebelumnya, pada 2018, Singapura tercatat berada di peringkat kedua.
Ketegangan geopolitik dan perdagangan internasional memicu ketidakpastian global, sehingga memicu perlambatan di sejumlah negara. Tapi, beberapa pemain dengan kinerja lebih baik tahun ini tapaknya mendapat manfaat dari perselisihan perdagangan antara China dengan AS. Di antaranya Singapura dan Vietnam.
Sistem keuangan dan makro ekonomi yang stabil membuat Singapura berhasil menaikkan peringkatnya. Tapi, berdasarkan laporan WEF, Singapura masih memiliki pekerjaan rumah, yaitu mempromosikan kewirausahaan dan meningkatkan basis keterampilan. Khususnya ketika mereka ingin jadi pusat inovasi global.
Hong Kong menjadi ekonomi paling kompetitif ketiga di dunia, naik empat tempat dari tahun lalu. Perbaikan di sektor kesehatan dan sistem keuangan menjadi faktor pendukungnya. Tapi, masa depan Hong Kong masih suram mengingat protes pro demokrasi yang sedang berlangsung di sana.
Sementara itu, Vietnam menunjukkan kenaikan peringkat paling signifikan di antara negara dan wilayah lain. Mereka naik 10 peringkat, dari 77 menjadi 67. Perang dagang yang membuat produsen keluar dari China banyak membantu pencapaian Vietnam.
Kondisi ini kontras dengan Indonesia yang jatuh ke posisi ke-50, turun lima tingkat dari tahun sebelumnya. Laporan WEF menganjurkan agar Indonesia sebagai ekonomi terbesar ASEAN untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap teknologi.
Indonesia berada di posisi keempat di ASEAN, mengkikuti Singapura, Malaysia dan Thailand. Faktor utamanya, ukuran pasar dan stabilitas makroekonomi.
India juga terperosok 10 peringkat ke-68. Penyebabnya adalah keterbukaan perdagangan dan perlindungan hak-hak pekerja yang minim. Selain itu, tenaga kerja perempuan yang jumlahnya sedikit juga menjadi permasalahan negara ini.
Kondisi serupa juga terjadi pada Jepang. Selain bermasalah dalam menggali potensi pekerja perempuan, laporan WEF menunjukkan tantangan keragaman Jepang di tempat kerja.
Ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut merosot satu peringkat ke urutan keenam secara global. Tapi, WEF tetap memuji Jepang sebagai salah satu inovator top dunia.