Kamis 10 Oct 2019 07:45 WIB

Ketimpangan Melebar: 1% Warga Kuasai 50% Aset Nasional

Pertumbuhan pendapatan masyarakat kaya lebih tinggi daripada masyarakat miskin.

Red: Budi Raharjo
Ilustrasi Kesenjangan Sosial
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya

Kebutuhan dasar

Ketimpangan akan menimbulkan kecemburuan sosial. Menurut Bambang, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengurangi ketimpangan. Salah satu penyebab ketimpangan adalah tidak meratanya akses terhadap kebutuhan dasar. "Ini harus dipenuhi terlebih dahulu. Sekolah, sanitasi, kesehatan, listrik, hinggga air bersih harus terus dibangun untuk mengurangi kesenjangan," kata dia.

Kemudian, terus menambah lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan harus diciptakan melalui investasi hingga pembangunan infrastrtuktur. Lalu, memberikan jaminan sosial bagi masyarakat tak mampu.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui makin lebarnya ketimpangan antara si miskin dan si kaya di Indonesia. JK menyebut ketimpangan paling nyata dan paling besar terjadi di Jakarta. "Kesenjangan ini bisa kita ukur secara teoritis dalam rasio Gini. Tapi tentu kita lihat sendiri dalam pandangan mata, kesenjangan yang paling besar di Jakarta," ujar JK.

Menurut JK, hal itu terjadi karena orang paling kaya dan orang miskin terdapat di Jakarta. Hal ini juga terlihat dari keberadaan kawasan perumahan paling mewah dan kumuh yang juga terdapat di Jakarta.

Dalam publikasi BPS beberapa bulan lalu disebutkan, provinsi dengan rasio Gini (ketimpangan) paling tinggi di Indonesia adalah Yogyakarta, kemudian disusul oleh Gorontalo, Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, lalu DKI Jakarta. Sebaliknya, provinsi dengan tingkat ketimpangan paling kecil adalah Bangka Belitung, Sumbar, Kalimantan Utara, Maluku Utara, dan Sumatra Utara.

BPS juga mencatat dalam temuannya itu, tren rasio Gini di perkotaan menunjukkan penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, tren rasio Gini di perdesaan justru relatif stagnan. Posisi rasio Gini perdesaan saat ini, misalnya, tidak jauh bergerak dari enam survei rasio Gini sebelumnya.

JK mengatakan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kesenjangan. Salah satunya dengan memberikan pendapatan lebih banyak untuk kalangan masyarakat bawah. Dari segi perpajakan, tarif pajak penghasilan diberlakukan berdasarkan rentang penghasilan. Semakin besar penghasilan seseorang, semakin besar tarif pajaknya.

"Kesenjangan yang besar itu harus diatasi, dengan memberikan pendapatan yang lebih banyak kepada yang di bawah dan tentunya juga suatu kebijakan pajak yang lebih baik untuk di atas maupun di bawah," ujar JK.

Upaya lain memperkecil kesenjangan adalah dengan mengucurkan dana desa. Dana desa dikucurkan pemerintah karena adanya kesenjangan besar antara di desa dan di kota. Sebab, pendapatan para petani di desa tidak lebih besar dari serendah-rendahnya pendapatan UMR masyarakat di kota. "Mudah-mudahan itu dapat memberikan pendapatan yang lebih baik karena uang banyak beredar di desa," ujarnya. n fauziah mursid, ed: satria kartika yudha

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement