Sabtu 12 Oct 2019 06:01 WIB

Pascademo Mahasiswa, Kemenkominfo Temukan 270 Ribu Hoaks

Namun Kemenkominfo tidak melakukan pemblokiran terhadap URL tersebut.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Pascademo Mahasiswa, Kemenkominfo Temukan 270 Ribu Hoaks. (FOTO: Rivan Awal Lingga)
Pascademo Mahasiswa, Kemenkominfo Temukan 270 Ribu Hoaks. (FOTO: Rivan Awal Lingga)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendata ada sebanyak 270 ribu URL yang tercatat melakukan penyebaran berita bohong atau hoaks. Pendataan tersebut dilakukan pada periode 22 sampai 30 September 2019.

Menurutnya, platform yang tercatat dengan URL terbanyak adalah Twitter. Meski begitu, Rudiantara tidak merinci berapa banyak yang ditemukan di dalam Twitter.

"Total dari semua platform puncaknya itu ada sekitar 270 ribu lebih yang paling tinggi, pada 25 September 2019," ujarnya di Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Baca Juga: Rudiantara: Piala Presiden Awal Baik Hubungan Pemerintah dan Pers

Kendati ada sebanyak 270 ribu URL tercatat, Kemenkominfo tidak melakukan pemblokiran terhadap URL tersebut. Menurutnya, pemblokiran dilakukan dengan memperhatikan prioritas, apakah mengganggu keamanan atau tidak.

Tambahnya, pemerintah juga selalu melakukan pantauan terhadap persebaran hoaks karena setiap harinya selalu ada hoaks.

Mengingat sebentar lagi memasuki Pelantikan Presiden di 20 Oktober, Rudiantara mengimbau masyarakat untuk tidak terlibat dalam penyebaran hoaks dan mendukung proses pelantikan sesuai undang-undang yang berlaku.

"Kita punya presiden yang akan dilantik, apa susahnya mendukung. Daripada bikin hoaks, lebih baik kita bersatu melawan luar," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement