Sabtu 12 Oct 2019 10:09 WIB

Bahaya! Asteroid Ini Bakal Hantam Atmosfer Bumi pada 2084

Peluang asteroid itu menabrak Bumi adalah 1:52.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Dear Penghuni Bumi, Ada Bahaya! Asteroid Ini Bakal Hantam Atmosfer Bumi pada Tahun . . . .. (FOTO: NASA. JPL-CALTECH)
Dear Penghuni Bumi, Ada Bahaya! Asteroid Ini Bakal Hantam Atmosfer Bumi pada Tahun . . . .. (FOTO: NASA. JPL-CALTECH)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Bumi kembali terancam oleh keberadaan benda angkasa. Kini, asteroid diprediksi menghantam Bumi pada 2084, bahkan berpotensi menyerang atmosfer planet ini secara langsung.

Baca Juga

Badan Antariksa Eropa (ESA) menambahkan, asteroid itu termasuk ke dalam daftar benda langit berisiko, sebab dapat menubruk Bumi dalam 65 tahun ke depan. Daftar itu mencakup objek ruang angkasa yang berpeluang 'menghantam' Bumi.

Asteroid bernama 2019 SU3 berada di posisi keempat daftar tersebut. "Itu memiliki peluang 1:52 untuk menabrak Bumi, astronom memprediksi hal itu dapat terjadi sekitar September 2084," jelas ESA, dikutip dari Sputnik News, Jumat (11/10/2019).

Baca Juga: Bumi Bulat atau Datar? Astronot Arab Ini Ungkap Kebenarannya, Simak!

2019 SU3 diperkirakan berdiameter 46 kaki, lebih kecil dari meteorit yang menabrak Chelyabinsk Rusia pada 2013.

Para ahli berujar, "ukurannya tak cukup besar untuk mengakibatkan peristiwa berdampak luas, jadi mungkin tak perlu menyiapkan senjata nuklir (untuk mengatasinya), mungkin."

ESA memperkirakan, asteroid akan melewati Bumi sekitar 73.435 mil, jauh di dalam orbit Bulan (239.000 mil). Karena itu, tarikan gravitasi sekecil apa pun dari planet lain dapat menerbangkan partikel 2019 SU3 langsung ke atmosfer Bumi.

Karena itulah asteroid dimasukkan ke dalam Daftar Risiko ESA sehingga para ahli dapat mengawasi pergerakannya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement