Senin 14 Oct 2019 13:07 WIB

Dua Pengusaha Indonesia Jadi Orang Asing Terkaya di China

Lexus-Hurun China baru merilis daftar orang asing terkaya di China

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Dua Pengusaha Indonesia Jadi Orang Asing Terkaya di China. (FOTO: Reuters/Thomas White/Illustration/File Photo)
Dua Pengusaha Indonesia Jadi Orang Asing Terkaya di China. (FOTO: Reuters/Thomas White/Illustration/File Photo)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Lexus-Hurun China baru merilis daftar orang asing terkaya di China tahun 2019. Di peringkat teratas ada nama dua pengusaha asal Indonesia, yakni Tedy Djuhar di peringkat pertama dan Elijah Widjaja di peringkat kedua.

Tedy merupakan salah satu pendiri Salim Group yang tinggal di Fuzhou, Fujian. Ia memiliki kekayaan sebesar US$3,4 miliar atau sekitar Rp48 triliun. Nilai kekayaan ini melonjak 20 persen dari tahun lalu.

Baca Juga: Pensiun Dini, Harta Kekayaan Jack Ma Justru Meroket Tanpa Henti

Sedangkan Elijah Widjaja merupakan bos Bund Center yang tinggal di Shanghai. Ia memiliki kekayaan senilai US$2,7 miliar atau sekitar Rp38,2 triliun. Angka tersebut naik sebesar 3 persen dari tahun sebelumnya.

Setelah nama mereka berdua, ada pengusaha asal Vietnam bernama Kieu Hoang yang tinggal di Shanghai. Ia memiliki kekayaan US$2 miliar. Lalu, ada Dan Friis asal Denmark yang tinggal di Beijing setotal US$1,1 miliar.

Baca Juga: Bucin Alias Buah Cinta AS-China: Rupiah Bahagia!

Kemudian, John Oyler asli Amerika Serikat dengan kekayaan US$1 miliar, Koh Tuck Lye dari Singapura yang tinggal Beijing dengan nilai kekayaan US$1 miliar, Filip Sedic dari Bosnia yang tinggal di Shanghai dengan nilai kekayaan US$400 juta dan Grant Horsfield dari Afrika Selatan yang tinggal di Shanghai dengan nilai kekayaan US$310 juta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement