Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Peresmian Palapa Ring oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (14/10/2019) kemarin tentu membuka peluang untuk masuknya internet yang lebih cepat ke daerah tertinggal. Palapa Ring juga mengemban misi untuk menuntaskan daerah dengan kategori 3T, yakni terluar, terdepan, dan tertinggal.
Kemudian, yang menjadi perhatian, akankah daerah-daerah tersebut akan memiliki tarif yang sama dengan daerah perkotaan di wilayah yang sudah maju?
VP Regulatory Management Telkomsel Andi Agus Akbar mengatakan, peluang untuk adanya satu tarif yang sama akan sangat sulit diwujudkan.
Baca Juga: Palapa Ring Mengudara, Kitong Bisa Targetkan Pertumbuhan Startup 20%
"Satu harga enggak mungkin, yang dihemat itu pemberian transmisi saja, yang lain tetap sama," ujar Andi dalam Forum Merdeka Barat 9 bertema 'Menghitug Dampak Palapa Ring' di Gedung Kemenkominfo, Selasa (14/10/2019).
Lanjutnya, jumlah penduduk yang tidak sebanyak Pulau Jawa dan infrastruktur yang baru jadi menjadi kendala untuk mewujudkan satu tarif layanan operator.
"Di sana penduduknya jarang, infrastrukturnya baru jadi, enggak mungkin sama dengan Jawa, mau disubsidi berapa? Tapi dengan harga yang turun sedikit, dia merasakan lebih bagus kualitasnya. Itu yang kami jamin. Tapi kalau sama, kayanya enggak mungkin," ujarnya.
Ongkos untuk BTS atau Base Transceiver Station yang mahal di daerah Timur Indonesia juga disebut menjadi kendala.
"Kalau di Jawa ini padat, lebih efisien, capex-nya juga lebih murah. Di sana saja pasang BTS pakai helikopter, di Jawa pakai truk. Nyewa helikopter saja berapa lho per jam?" katanya.