EKBIS.CO, JAKARTA -- PLN siap mendukung penuh pertumbuhan investasi di Sulawesi khususnya Sulawesi Tenggara setelah berhasil merampungkan pembangunan Tol listrik Sulawesi tahap 1. Membentang sejauh 3.767 kms (kilometer sirkit) dengan 5.687 tower transmisi serta 47 Gardu Induk berkapasitas total 2.648 MVA, tol listrik Sulawesi tahap 1 ini menghubungkan 4 (empat) provinsi yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Kalimantan Syamsul Huda menjelaskan bahwa kebutuhan listrik di Sulawesi Tenggara cukup tinggi sehingga dengan tol listrik Sulawesi tahap 1, sekarang PLN telah siap memenuhinya.
“Selesai nya tol listrik Sulawesi tahap 1 ini menjadi bukti komitmen PLN dalam mendukung penuh pertumbuhan investasi, kini kami siap menopang kebutuhan listrik terutama daerah Sulawesi Tenggara karena cukup banyak peluang investasi bisnis dari pelanggan Industri disana seperti industri smelter dan tambang lainnya,” terang Huda, Jumat (18/10).
Salah satu industri yang menjadi pelanggan premium platinum PLN di wilayah Sulawesi Tenggara yaitu PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) yang telah melakukan MoU jual beli tenaga listrik sebesar 350 MW pada akhir 2018. General Manager PLN UIP (Unit Induk Pembangunan) Sulbagsel I Putu Riasa menjelaskan bahwa rampungnya Interkoneksi antara Sulbagsel (Sulawesi Bagian Selatan) dengan Sultra (Sulawesi Tenggara) pada 19 September kemarin menjadi tanda terwujudnya Tol Listrik Sulawesi tahap 1.
“Pembangunan 1.263 tower transmisi bertegangan 150 kV (kilo volt) yang menjangkau sepanjang 797 kms (kilometer sirkit) dari Kendari-Unaha-Kolaka-Lasusua - Malili-Wotu menandakan selesainya pembangunan tol listrik sulawesi tahap 1,” Kata Putu.
Dengan beroperasinya Tol listrik Sulawesi tahap 1 maka PLN menonaktifkan sebagian besar PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) seperti PLTD Kolaka, PLTD Lasusua, PLTD Lambuya, PLTD Wua-wua dan PLTD lainnya.
“PLN dapat menekan konsumsi Bahan Bakar minyak (BBM) sebanyak 22.615 liter perharinya atau kurang lebih 678.450 liter per bulan, sehingga dapat menekan biaya pokok produksi,” Kata General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Sulawesi Suroso Isnandar.
PLN berhasil menekan biaya pokok produksi (BPP) dari Rp 1.187 per kWh (Sulbagsel) dan Rp 2.219 per kWh (Sultra) menjadi Rp 1.096 kWh dengan total potensi penghematan mencapai 44 miliar rupiah per bulan. Di samping menekan BPP, tol listrik Sulawesi tahap 1 ini juga berhasil membuat pemerataan beban daya baik di Sistem Sultra, Sulteng dan Sulbagsel sehingga sistem akan lebih stabil.
Selain memberikan ketersediaan listrik di Sulawesi, dengan adanya tol listrik artinya PLN berperan aktif mempersiapkan pengembangan penggunaan kendaraan listrik di Sulawesi.