Warta Ekonomi.co.id, -- Platform pemesanan dan manajemen hotel RedDoorz menargetkan melantai di bursa pada 2022 dan telah menyusun rencana agresif untuk merealisasikannya.
RedDoorz saat ini telah mengoperasikan 1.500 properti di lebih dari 100 kota di wilayah Indonesia, Singapura, Filipina, dan Vietnam. Perusahaan berencana meningkatkan jumlah properti menjadi 4.500 pada akhir 2020, berlanjut menjadi 15 ribu pada 2023.
“Kami tumbuh 6x lipat pada 2018; 4,5x pada 2019, dan mengharapkan pertumbuhan hingga 2,5x lipat pada 2020,” kata CEO RedDoorz, Amit Saberwal, seperti dikutip dari Kr-Asia, Jumat (18/10/2019).
Baca Juga: Indonesia Pasar Penting, RedDoorz Tambah Investasi
Berkaca dari pertumbuhan itu, perusahaan mempertimbangan untuk melantai di bursa pada 2022 atau 2023, setelah mencapai target-target tersebut.
Meski belum menentukan lokasi IPO, Saberwal berkata, “ini rencana agresif, tapi saya yakin akan kemampuan RedDoorz.”
Pasar yang menggerakkan bisnis RedDorz ialah Indonesia, Filipinda, dan Vietnam. Saberwal pun membidik Thailand sebagai potensi pasar baru, sedangkan Singapura merupakan pasar uji coba untuk model bisnis RedDoorz.
Di Singapura, RedDoorz menduduki peringkat ketiga jaringan hotel terbesar, dengan 18 properti yang beroperasi dalam model waralaba dan sewa. Hingga akhir 2020, perusahaan menargetkan untuk mengelola 29 properti guna mencapai posisi kedua di pasar lokal.
Perusahaan yang berdiri pada2015 itu menutup putaran pertama seri C-nya belum lama ini, mengantongi US$70 juta. Sementara Saberwal menolak untuk membeberkan penilaian perusahaan saat ini.
Meski punya ambisi besar, Saberwal mengaku, RedDoorz belum menguntungkan. Perusahaan juga tak akan mencari cara memperoleh profit dalam jangka pendek dan akan berfokus pada rencana ekspansi.