EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengungkapkan lima arahan dan fokus kinerja periode kedua kepemimpinannya dalam lima tahun ke depan. Hal tersebut disampaikannya pada pidato kenegaraan pertamanya usai dilantik sebagai presiden periode 2019-2024.
Kelima arahan strategis tersebut antara lain pengembangan SDM berskala global, melanjutkan pembangunan infrastruktur, deregulasi kebijakan, reformasi birokrasi dan memperkuat transformasi ekonomi dengan memperkuat sektor manufaktur dan jasa modern.
Menurut Direktur Riset Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah tantangan meningkatkan ekonomi Indonesia semakin berat dan cukup banyak. Apalagi kondisi ekonomi global diperkirakan mengalami perlambatan pada masa mendatang.
“Tantangan atau PR besar Pak Jokowi pada bidang ekonomi harus diselesaikan pada periode kedua ini. Tantangan yang pertama dan utama adalah memacu pertumbuhan ekonomi selama lima tahun ke depan rata-rata 7 sampai 8 persen,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/10).
Menurutnya pertumbuhan ekonomi sebesar lima besar tidak cukup membawa Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sekarang ini. Apalagi pada 2030 mendatang Indonesia memasuki puncak bonus demografi.
“Pertumbuhan 5 persen tidak cukup dan akan membawa negara ini ke persoalan besar, menumpuknya pengangguran, meningkatnya kemiskinan dan melebarnya jurang ketimpangan,” ucapnya.
Ke depan, diharapkan kepimpinan periode kedua Joko Widodo dapat membawa ekonomi Indonesia berkisar tujuh persen - delapan persen. “Sangat tidak mudah dengan semua kondisi eksternal dan internal yang tidak cukup mendukung. Tapi sesungguhnya pertumbuhan rata-rata 7 sampai 8 persen selama lima tahun ke depan bukan tidak mungkin,” ucapnya.