Kamis 24 Oct 2019 14:12 WIB

Buat Software Secara Mandiri, Pertamina EP Hemat Rp 14 M

Untuk menekan biaya pengelolaan lapangan migas inovasilah yang dibutuhkan

Red: Nidia Zuraya
 Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf (kiri) bersama Direktur Eksplorasi dan Penemuan Cadangan Baru Alfian Husein saat pemaparan kinerja kuartal III 2019 Pertamina EP di Jakarta, Rabu  (23/10).
Foto: Nidia Zuraya/Republika
Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf (kiri) bersama Direktur Eksplorasi dan Penemuan Cadangan Baru Alfian Husein saat pemaparan kinerja kuartal III 2019 Pertamina EP di Jakarta, Rabu (23/10).

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina EP (PEP) anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu memastikan akan terus melakukan berbagai inovasi. Hal ini sebagai bagian dari salah satu strategi efisiensi perusahaan.

Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf, mengungkapkan kondisi lapangan yang dikelola berumur tua sehingga ongkos atau biaya pengelolaan juga dipastikan tinggi. Untuk menekan biaya tersebut inovasilah yang dibutuhkan.

Baca Juga

Salah satu inovasi efisiensi dilakukan saat menuntaskan pekerjaan perawatan menyeluruh (Turn Around/TA) fasilitas produksi gas Central Processing Plant (CPP) Gundih di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Pengerjaan perawatan itu lebih cepat dari jadwal sehingga ada efisiensi mencapai Rp 12,4 miliar.

Inovasi lainnya adalah pembuatan aplikasi khusus untuk mendukung kegiatan operasional di Lapangan Rimau wilayah Aset 1 yakni dengan inovasi membangun sistem yang dulu kalau buat program untuk di gas plant.

"Buat software butuh vendor harganya tidak kira-kira itu bisa Rp 14 miliar kemarin kita punya tenaga muda baru kita rekrut kita didik enam bulan, punya keberanian knowledge bisa bangun software sendiri biayanya makan malam, kopi snack dll itu bisa buat program untuk diterapkan satu plant di lapangan Rimau," ujar Nanang di Jakarta, Rabu (23/10).

Menurut Nanang, dalam sebuah perusahaan harus memiliki kreatifitas dan inovasi karena tanpa hal tersebut sebuah perusahaan bisa tertinggal dari perusahaan lainnya.

“Sebuah perusahaan yang tidak memiliki inovasi, dalam setahun saja bisa tertinggal seolah-olah selama 10 tahun. Maka untuk itu, saya berpesan kepada para insan mutu untuk terus kreatif dan inovatif,” jelas Nanang.

Pertamina EP baru saja menggelar Improvement Inovation Award 2019. Dalam acara tersebut ragam inovasi sukses dihasilkan misalnya Penerapan konsep gelinciran batuan ultrabasa pada area Tangkasi,  Offshore Sulawesi yang diusung gugus PC-PROVE ULTRAMAN.

Nanang menjelaskan strategi perusahaan untuk menahan laju penurunan produksi dilakukan melalui pengeboran step out dan Enhanced Oil Recovery (EOR) pada tahapan pengembangan agar dapat meningkatkan laju produksi disetiap Lapangan. Selain itu, kondisi penurunan produksi menghadapkan para eksplorasionis dituntut untuk menemukan cadangan baru dengan konsep lama ataupun konsep baru.

“Improvement  ini menghasilkan konsep atau inovasi baru di area Offshore Sulawesi Pertamina EP yang bermanfaat dalam proses eksplorasi prospek hidrokarbon yang baru di area yang sudah lama. Ini merupakan hasil nyata dari integrasi geologi, geofisika, geokimia, dan reservoir. Inovasi ini membuktikan bahwa diperlukan konsep baru untuk mengevaluasi area yang lama ‘New Data, NewIdeas Brings New Oil’,” kata Nanang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement