Kamis 24 Oct 2019 19:22 WIB

Zuckerberg: Libra tak akan Diluncurkan tanpa Persetujuan AS

Mata uang digital Libra yang diumumkan tahun ini menghadapi perjuangan yang berat.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gita Amanda
Mark Zuckerberg.
Foto: Mashable
Mark Zuckerberg.

EKBIS.CO, NEW YORK -- CEO Facebook Mark Zuckerberg mengatakan pada Rabu (23/10) lalu, bahwa mata uang digital Libra tidak akan diluncurkan di Amerika Serikat (AS) atau di mana pun di dunia tanpa persetujuan dari regulator AS.

"Meskipun asosiasi Libra independen dan kami tidak mengendalikannya, saya ingin menjadi jelas. Facebook tidak akan menjadi bagian dari peluncuran sistem pembayaran Libra di mana pun di dunia, bahkan di luar AS, hingga regulator AS menyetujui," kata Zuckerberg dilansir di NBC News, Kamis (24/10).

Baca Juga

Pernyataan Zuckerberg memberikan indikasi paling jelas bahwa proyek mata uang digital Libra yang diumumkan tahun ini menghadapi perjuangan yang berat.  Proyek ini dengan cepat membuat para regulator khawatir di seluruh dunia setelah pengumumannya.

Anggota komite mengajukan Zuckerberg dengan pertanyaan tentang Libra serta motivasi Facebook untuk membantu menemukan organisasi di belakang proyek ini.  Pertanyaan-pertanyaan menyentuh tentang bahaya mata uang digital sehubungan dengan pencucian uang, pornografi anak, perdagangan narkoba, sanksi internasional dan privasi data.

Beberapa menyatakan keprihatinan bahwa Libra dapat melakukan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan. "Zuckerberg, kami tidak ingin merusak sistem moneter internasional," kata anggota parlemen Nydia Velázquez.

Zuckerberg juga menghadapi pertanyaan tentang keragaman orang di belakang proyek ini. Banyak anggota komite telah menyuarakan keprihatinan atas Libra. David Marcus, yang mengepalai peran Facebook di Libra, dikritisi oleh komite pada bulan Juli.

Facebook mengumumkan proyek ini pada bulan Juni bersama dengan kelompok nirlaba yang berbasis di Jenewa yang akan mengawasi perkembangannya. Rencana awal adalah untuk mata uang akan tersedia pada paruh pertama tahun 2020.

Proyek ini mencakup koalisi 28 pendukung dan dipromosikan sebagai cara untuk membawa perbankan kepada jutaan orang yang kurang terlayani oleh sistem keuangan global.

Tetapi proyek tersebut telah menghadapi keraguan dalam bisnis, teknologi, dan para regulator, dan telah kehilangan beberapa mitra terbesarnya, termasuk eBay, MasterCard, Visa, dan PayPal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement