Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Pendiri Go-Jek Nadiem Makarim telah resmi melepas jabatannya sebagai CEO dan kini mengemban tugas sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Usai ditinggal Nadiem, Co-CEO Go-Jek Andre Soelistyo mengatakan, perusahaannya tengah mengkaji peluang penjualan saham perdana ke publik (IPO).
Go-Jek berencana akan mencatatat sahamnya di dua bursa saham (dual listing). Pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan yang kedua, Andre enggan menyebutkannya. Namun, ia menegaskan IPO itu tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Kevin dan Andre Gantikan Nadiem di Gojek, Bisa Apa Mereka?
Ada tiga pertimbangan dalam memutuskan waktu pencatatan saham Go-Jek. Pertama, melihat kondisi ekonomi dan bursa saham yang kondusif untuk IPO.
Kedua, mendorong terus tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) dan transparansi di dalam tubuh Go-Jek. Terakhir, Go-Jek akan terus meningkatkan kinerjanya terlebih dahulu agar bisa tumbuh berkesinambungan.
Andre pernah menegaskan bahwa IPO belum menjadi target mendesak bagi Go-Jek saat ini, namun modal yang menjadi kunci dari perjalanan bisnis ini.
Baca Juga: Nadiem Jadi Menteri, Mitra Go-Jek Bangga
“Kami memiliki modal yang cukup untuk melanjutkan perjalanan (bisnis),” kata dia.
Kendati demikian, Andre menyatakan bahwa perusahaan mempertimbangkan IPO. “Mungkin tiga tahun lagi. Saya pikir, intinya adalah kami sedang mempersiapkan diri untuk sampai ke sana. Bukan hanya karena IPO itu sendiri, tetapi karena tata kelola memang perlu jauh lebih baik,” jelasnya.