Kamis 31 Oct 2019 14:55 WIB

Bos LVMH Niat Membeli Perusahaan Perhiasan Raksasa AS

LVMH menawarkan angka sekitar 14,5 miliar dolar AS atau Rp 203,2 triliun.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Bos LVMH Niat Membeli Perusahaan Perhiasan Raksasa AS Seharga. . .. (FOTO: Forbes)
Bos LVMH Niat Membeli Perusahaan Perhiasan Raksasa AS Seharga. . .. (FOTO: Forbes)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Perusahaan milik Bernard Arnault, LVMH Moet Hennesy Group melakukan penawaran untuk membeli perusahaan perhiasan raksasa asal Amerika Serikat (AS), Tiffany.

"Mengingat rumor pasar baru-baru ini, Grup LVMH mengonfirmasi bahwa mereka telah mengadakan diskusi awal mengenai kemungkinan transaksi dengan Tiffany," keterangan pihak LVMH seperti yang dilansir Forbes, Rabu (30/10/2019).

Baca Juga: Dalam Waktu Dua Hari, Kekayaan Bos LVMH Bertambah Rp72 Triliun

Negosiasi pembelian ini masih tahap awal dan belum menjamin akan menghasilkan kesepakatan apa pun. Namun, pihak LVMH telah mengeluarkan sejumlah angka untuk penawaran, yakni sekitar 14,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 203,2 triliun.

Dari pihak Tiffany sendiri, menawarkan premi sebesar 22 persen dari nilai pasarnya dan lebih dari 30 persen di atas harga rata-rata selama bulan lalu.

Baca Juga: Gatot! Bos LVMH Batal Miliki AC Milan

Pembuat perhiasan di AS itu kemungkinan akan menolak tawaran pertama ini, tetapi Arnault diperkirakan akan kembali menawarnya dengan tawaran senilai US$16.5 miliar. Kesepakatan itu akan menandai akuisisi internasional besar lainnya oleh grup mewah yang ada di Prancis.

Tahun fiskal lalu, Tiffany menghasilkan 4,4 miliar dolar AS penjualan dan 790 juta dolar AS EBIT dengan margin 18 persen. Tiffany, menegaskan meskipun begitu, perusahaannya memiliki utang yang sangat sedikit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement