Jumat 01 Nov 2019 19:44 WIB

Biznet Fokus ke Data Center yang Mumpuni di Indonesia

Penunjang investasi adalah infrastruktur penyimpan data dan sistem komputer mumpuni.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Gita Amanda
Kunjungan dari perusahaan infrastruktur digital terintegrasi, PT Supra Primatama Nusantara atau Biznet Network saat mengunjungi kantor Republika, Kamis (31/10).
Foto: Farah Noersativa/ REPUBLIKA
Kunjungan dari perusahaan infrastruktur digital terintegrasi, PT Supra Primatama Nusantara atau Biznet Network saat mengunjungi kantor Republika, Kamis (31/10).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia menjadi salah satu negara yang dilirik sebagai satu negara untuk investasi berbagai perusahaan dunia. Salah satu penunjang investasi tersebut adalah infrastruktur penyimpan data dan sistem komputer.

Sebagai salah satu perusahaan infrastruktur digital terintegrasi yang juga perusahaan internet service provider, Biznet, telah memiliki data center yang mumpuni dan tengah menyiapkan tambahan data center yang ada di Indonesia.

Baca Juga

“Jadi data center itu rencananya tahun depan kita buka satu lantai lagi,” ungkap Senior Manager Marketing Consumer PT Supra Primatama Nusantara Biznet Network, Adrianto Sulistyo, saat berkunjung ke kantor Republika, Jalan Warung Buncit No 37, Jakarta Selatan, Kamis (31/10) lalu.

Menurutnya, data center yang akan dibangun oleh Biznet tersebut merupakan data center yang cukup mumpuni dengan sertifikasi yang tinggi di Indonesia. Data center yang demikian, kata dia, di Indonesia masih berjumlah sangat sedikit.

Biznet saat ini telah memiliki tiga lokasi data center eksisting yang telah digunakan oleh berbagai macam perusahaan di Indonesia. Tiga lokasi itu antara lain di Jakarta sendiri, lalu Cibubur Jakarta Timur, dan di wilayah Jimbaran, Kuta Selatan, Bali. 

Adrianto menegaskan, fokus pemasaran dari data center Biznet adalah perusahaan-perusahan asing. Oleh sebab itu, mereka melakukan pemasaran bukan di Indonesia, melainkan di negara lain seperti Singapura dan juga Korea Selatan. “Karena mereka juga sebenarnya sudah mulai melirik untuk pakai data center di Indonesia,” ujar dia.

Dia juga tak memungkiri, pasar korporasi luar negeri masih ada yang berpendapat bahwa memiliki data center di Indonesia tidak terpercaya dan memiliki risiko yang tinggi. Biznet, kata dia, pun menerapkan skema Business to Business (B to B) secara langsung dengna korporasi pasar, dengan melakukan perjanjan-perjanjian tertentu.

Salah satunya adalah tak membuka dimana lokasi data center yang dipakai oleh korporasi tersebut. Oleh sebab itu, dia menanggap pemasaran data center bagi korporasi cukup sukar.

“Sebenarnya data center di Indonesia sudah terpercaya. Hanya saja, memang, untuk data center level Disaster Recovery Center, itu memang tidak bisa sembarangan untuk meletakkannya,” ungkap dia.

Data center yang eksisting saat ini yang dimiliki oleh Biznet memiliki beberapa tenaga pembangkit listrik yang berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang berjumlah dua buah sumber. Biznet, kata Adrianto, juga memiliki Dynamic Rotary UPS atau (DRUPS) sebagai cadangan jika terjadi black out atau kehilangan sumber listrik utama. DRUPS itu telah digunakan pada saat pemadaman listrik di wilayah Jakarta pada awal Agustus lalu.

“DRUPS kita itu dengan kemampuan solar itu bisa tahan empat hari. Solar yang ada di tanki itu bisa beri daya listrik sampai empat hari. Dan itu pada saat-saat black out, truk tangkinya sudah standby, berjaga-jaga padamnya lebih dari empat hari, dia sudah standby. Tapi waktu itu kita mikir, kayaknya nggak lebih dari dua hari. Tapi kami sudah bersiap,” jelas Adrianto.

Biznet, kata dia, saat ini juga ingin meningkatkan fokus pada program CSR dalam bentuk edukasi kepada masyarakat mengenai teknologi terutama untuk internet. Hal ini untuk memberikan pengetahuan mengenai internet sendiri, sehingga masyarakat tak hanya bisa sebagai pengguna, namun juga bisa mengetahui teknologi itu sendiri.

Menurutnya, saat ini masyarakat Indonesia memiliki minat yang tinggi terhadap internet, akan tetapi hanya sebagai pengguna. “Contoh, banyak customer yang komplain, misalnya internet mati. Umumnya mereka merujuk kepada ponselnya yang mungkin nggak terhubung,” kata dia.

Dia melanjutkan, padahal internet mati, biasanya disebabkan oleh berbagai kemungkinan.  Misalnya, router bermasalah, atau kabel Rj45 kendor. Atau bahkan listrik mungkin sedang mengalami masalah.

“Sebenarnya banyak kemungkinan. Kami Biznet, dari ISP,  mencoba untuk memberikan edukasi. Inginnya bikin event, atau artikel agar masyarakat itu bisa membaca dan belajar,” ungkap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement