Ahad 03 Nov 2019 12:35 WIB

Tips Bisnis dari Ketua Hipmi

Ketua Hipmi menuturkan peran entrepreneur akan menentukan kemajuan suatu bangsa

Rep: Darandono(swa.co.id)/ Red: Darandono(swa.co.id)
707BC850-61C7-4541-A9A1-BECF35B64BA3
707BC850-61C7-4541-A9A1-BECF35B64BA3

Untuk menumbuhkan semangat wirausaha di kalangan mahasiswa, Universitas Brawijaya (UB) Malang menggelar Brawijaya Entrepreneur Festival (BEF). Tahun ini BEF mengangkat tema: The  Vision of Youngpreneur.

Dipilihnya tema tersebut agar wirausahawan muda dapat melihat pandangan pengusaha yang sudah sukses seperti Mardani Maming Ketua HIPMI Indonesia

Selain sebagai Ketua Hipmi Indonesia, sebagai pengusaha, jam terbang Mardani tidak diragukan lagi, mantan Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, saat ini juga sebagai CEO PT Batulicin Enam Sembilan dan PT Maming Enam Sembilan, perusahaan holding yang membawahi 55 entitas anak perusahaan yang bergerak di bisnis properti, pertambangan, dan penyewaaan alat berat.

Dihadapan 3.000-an mahasiswa UB, Mardani menuturkan peran entrepreneur akan menentukan kemajuan suatu bangsa dalam membangun lapangan pekerjaan. Menurutnya, wirausaha merupakan peluang kerja yang tidak akan pernah sempit sampai kapanpun. 

Hanya saja, masalah yang dihadapi generasi muda, seperti mahasiswa, yang belum berani memulai berwirausaha. Beberapa hal yang masih menjadi pertimbangan mereka salah satunya adalah tidak ada modal, kurang mental, bingung untuk memulai.

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2019-2022 mengakui entrepreneurship bukan hanya membuka usaha dengan modal yang sudah ada, tapi adalah bagaimana bisa memberikan nilai tambah dari keterbatasan yang dimiliki.

Pria kelahiran Batulicin (Kota Tanah Bumbu KalSel) 17 September 1981 menambahkan Awal memulai bisnis modal uang ia miliki juga terbatas, ia pun rajin menambang dengan rental alat berat. Lalu ada uang sedikit saya pakai untuk beli alat berat, perlahan tapi pasti. 

Pria yang sedang menyelesaikan Disertasi untuk S3 di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Airlangga Surabaya ini menambahkan etrepreneurship adalah menciptakan nilai tambah dari keterbatasan dengan cara yang kreatif, mengelola dengan maksimal sumber daya yang dimiliki dan berani menanggung risiko. 

“Saya sejak dulu menambang dari tahun 2000 sampai sekarang, jadi saya selalu membangun usaha yang sesuai dengan bidang saya dan masih sama core bisnisnya dengan pekerjaan utama saya. Hulu sampai hilir kita optimalkan," tuturnya. 

Di hadapan mahasiswa UB Mardani menegaskan, jika nanti membuat sebuah usaha, sebaiknya yang masih dalam keahlian atau bidang yang dikuasai. Agar terjadinya kedisiplinan dan konsistensi, karena dua hal tersebut adalah pilar yang akan menopang seorang pengusaha. "Biasanya pengusaha muda memiliki banyak keinginan, misalnya baru usaha pertambangan, langsung ingin buka showroom mobil atau kafe, yang tidak nyambung dengan pekerjaan utama dan bidangnya. Perlu disiplin dan konsistensi,” tegasnya.

Menurut Mardani, mimpi merupakan bahan bakar terpenting dari seorang entrepreneur."Jemput mimpimu di masa muda, karena itu kunci kesuksesanmu. Mimpi dapat saya katakan bahan bakarnya para entrepreneur atau pengusaha. Setelah tahu apa yang menjadi mimpi kita, pasang target keberhasilan 5-10 tahun ke depan. Fokus untuk meraih target tersebut, dan insha Allah akan terjadi bisnis yang sempurna," tegasnya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement