EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Chevron Pasific Indonesia terus melakukan diskusi dengan Pertamina dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam hal transisi rokan. Chevron mengaku terus mendampingi Pertamina agar saat Pertamina sudah mulai beroperasi bisa beroperasi dengan baik.
Senior Vice President Policy and Government and Public Affairs PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) Wahyu Budiarto menjelaskan diskusi transisi ini intens dilakukan oleh Chevron, Pertamina dan SKK Migas. "Gimana kita membantu pertamina untuk operasi dengan smooth dan cepat," ujar Budi saat ditemui di Kementerian ESDM, Senin (4/11).
Budi juga menjelaskan pembahasan antara ketiga pihak tersebut seputar data yang bisa disinergikan ketiganya. Data-data ini nantinya bisa menjadi bekal bagi Pertamina dalam pengoperasian selanjutnya.
"Sekarang bicara data, sehingga gausah mulai dari nol. Data yang diperlukan oleh mereka apa saja. Itu yang diskusi. Mulai bawah tanah, faslitas di atas tanah," ujar Budi.
Budi juga menjelaskan pembahasan ketiganya juga intens membahas tentang pelaksanaan EOR. Untuk EOR sendiri, Chevron sudah lebih dulu menggunakan dan selalu melaporkan ke SKK Migas.
"Itu salah satu data yang kita diskusikan, datanya kan banyak ya di SKK. Karena laporan EOR kita juga sudah kita laporkan. Jadi kita update terus dan perkembangannya seperti apa," ujar Budi.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berharap Pertamina dan Chevron Pacific Indonesia segera bersepakat terkait transisi Blok Rokan. SKK Migas pun menargetkan kesepakatan tersebut dapat rampung pada akhir November 2019.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto SKK Migas perlu menyusun program kerja dan anggaran atau work program & budgeting (WP&B) Blok Rokan. Makanya SKK Migas berharap proses kesepakatan terkait transisi Rokan bisa segera rampung.
"Nanti mana kala ini sudah, kami akan minta tambahan dari Pertamina, apa yang akan mereka kerjakan," kata Dwi.
Pertamina berencana mengebor banyak sumur di Blok Rokan. Namun Dwi belum bisa merinci berapa jumlah sumur yang bakal dibor oleh perusahaan plat merah tersebut.
"Besar. Mudah-mudahan awal November kami bisa input kira-kira tambahan dari Pertamina berapa mengebornya tahun depan," ujarnya.