EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Wijaya mengatakan proyeksi pendapatan pada tahun 2020 dari produk digital perusahaan diperkirakan sebesar Rp 1,032 triliun. Peruri meyakini bisnis keamanan digital akan menjadi salah satu pilar utama bisnis perseroan.
"Proyeksi pendapatan dari produk digital adalah sebesar Rp 1,032 triliun pada 2020," kata Dwina Septiani dalam keterangan tertulis, Rabu (6/11).
Pada tahun ini, Peruri sudah banyak melakukan penjajakan bisnis melalui penandatanganan Nota Kesepahaman/MoU dengan beberapa instansi seperti industri fintech, perbankan, multifinance, FMCG, farmasi, dan industri lainnya. Ke depan, dalam rangka mengantisipasi perkembangan teknologi digital, langkah-langkah yang dilakukan Peruri adalah dengan cara memperkuat bisnis utama yaitu pencetakan uang rupiah dan dokumen sekuriti milik negara lainnya serta mengembangkan bisnis baru (new wave business) di bidang digital security.
Saat ini Peruri telah melakukan transformasi bisnis ke arah digital melalui tiga produk unggulannya yaitu Peruri Code, Peruri Sign, dan Peruri Trust, yang telah resmi diluncurkan September 2019.
Sepanjang kuartal III 2019, Perum Peruri menunjukkan kinerja keuangan yang positif dengan mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 266,72 miliar. Peruri berhasil mencatatkan pendapatan usaha konsolidasi sebesar Rp 2,950 triliun atau naik 52,80 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018 yang mencapai Rp 1,931 triliun. Angka ini jika dibandingkan dengan target RKAP sampai dengan September 2019 tercapai 97,89 persen.
Laba usaha konsolidasi tercatat Rp 423,8 miliar atau naik 175,3 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018 yang mencapai Rp 153,9 miliar. Jika dibandingkan dengan target RKAP sampai dengan September 2019 tercapai 118,1 persen.
Laba bersih konsolidasi tercatat sebesar Rp 266,7 miliar atau naik 251,6 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018 sebesar Rp 75,9 miliar. Apabila dibandingkan dengan target RKAP sampai dengan September 2019 tercapai 135,8 persen.
Sedangkan, EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization) konsolidasi sebesar Rp681,5 miliar atau naik 90,9 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018 mencapai Rp 356,9 miliar, dibandingkan dengan target RKAP sampai dengan September 2019 tercapai 107,6 persen.