Kamis 07 Nov 2019 06:06 WIB

Aplikator Taksi Online Ini Masih Merugi

Saham Uber turun lebih dari 5% setelah rugi lebih 1 miliar dolar AS untuk kali ketiga

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Aplikator Taksi Online Ini Masih Merugi, Takut Ditinggal Sama . . . .. (FOTO: TechCrunch)
Aplikator Taksi Online Ini Masih Merugi, Takut Ditinggal Sama . . . .. (FOTO: TechCrunch)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Uber membukukan kerugian senilai 1,2 miliar dolar AS, lebih kecil dari defisit kuartal periode sebelumnya yang mencapai 5,2 miliar dolar AS. Angka itu mengalahkan ekspektasi analis. 

Namun, perusahaan tak bisa tenang dulu. Sebab mereka dihadapkan dengan tantangan lain; risiko karyawan menjual kembali saham mereka pada akhir pekan ini.

'Tak cuma itu, Uber juga ada di bawah tekanan karena pesaingnya, Lyft membukukan kerugian dan angka pertumbuhan yang lebih baik," tulis Sydney Morning Herald dalan laporannya, dikutip Rabu (6/11/2019).

Baca Juga: Kalau Enggak Bisa Luluhkan Hati Investor Publik, Bisnis Uber dan Lyft di Ujung Tanduk!

Namun, perusahaan itu malah menggembar-gemborkan pertumbuhan pendapatan hingga 30 persen serta peningkatan pengembalian pada segmen berbagi tumpangan karena perang harga yang mereda.

Penilaian Uber telah diiris oleh pihak ketiga sejak terdaftar di pangsa pasar dengan harga 45 dolar AS pada Mei lalu.

Saham Uber turun lebih dari lima persen dalam perdagangan, setelah perusahaan membukukan kerugian melampaui 1 miliar dolar AS untuk 3 kali berturut-turut.  

Analis juga meragukan performa Uber setelah ada sedikit penurunan pada pemesanan kotor dan volume permintaan dari layanan roda emoat dan pesan-antar makanannya. 

Menurut Analis Wedbush Securities, Dan Ives, Uber harus bisa mencetak laporan keuangan A-plus untuk meredakan keraguan investor. Namun, mereka justru mencetak B-minus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement