EKBIS.CO, SURABAYA -- Sumber daya manusia menjadi instrumen penting dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah tanah air. Kepala BI Institute Solikin M Juhro menyampaikan perlunya peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat dalam ekonomi syariah secara berkala.
"Perlunya sumber daya manusia yang memadai di sektor keuangan dan riil, bisa memaksimalkan dalam pengembangan ekonomi syariah yang sekarang sumbangsihnya baru 8,7 persen," kata dia dalam peluncuran dua buku Bank Indonesia Institute di FESyar Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/11).
Tahun 2019 ini, tercatat kontribusi aset industri keuangan syariah telah mencapai 8.71 persen dari total aset industri keuangan nasional atau sebesar Rp 1.359 triliun. Dari total aset industri tersebut, pasar modal syariah berkontribusi paling besar yaitu sebesar 56,2 persen, disusul perbankan syariah sebesar 36,3 persen dan industri keuangan non-bank syariah sebesar 7,5 persen.
"Untuk sektor pasar modal syariah, jumlah saham syariah saat ini telah mencapai 53,6 persen atau sebesar Rp 3.834 triliun dari seluruh saham yang tercatat di pasar modal," katanya.
Solikin mengatakan BI Institute berkomitmen ikut mengembangkan ekonomi syariah dari sisi ekosistem pendidikan. Seperti fokus pada penyediaan sumber daya, literasi, edukasi, program pendidikan, dan lain-lain. Dalam mengembangkan kapasitas sumber daya, BI Institute banyak menyelenggarakan pelatihan, seminar, lokakarya.
Kontribusi juga dalam ekosistem pengajaran, hingga penerbitan buku dan jurnal ilmiah terkait ekonomi syariah. Solihin mengatakan penerbitan sumber literasi ini selalu terbarui dan disusun secara sistematis dan presisi.
Pada hari ini, BI Institute kembali meluncurkan buku yang bisa jadi referensi keilmuan dan praktek keuangan syariah. Buku ketujuh dan kedelapan seri ekonomi syariah BI ini berjudul "Keuangan Publik dan Sosial Islam: Teori dan Praktik" dan "Model Bisnis Keuangan Mikro Syariah Indonesia".
Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo menyampaikan buku ini bisa menjadi referensi pengajaran. Tidak hanya untuk kalangan mahasiswa, akademisi, tapi juga pegiat di sektor riil, mulai dari perbankan, hingga pengamat keuangan syariah.
"Buku ini memuat perkembangan ekonomi syariah dan bagaimana BI mengarahkan kebijakannya untuk memajukan," kata dia.
Sejauh ini, Bank Indonesia telah menerbitkan jurnal ilmiah berupa Bulletin of Monetary Economic and Banking (BMEB) dan Journal of Islamic Monetary Economic and Finance (JIMF). Dalam kategori penerbitan buku, total delapan buku telah diterbitkan dalam kurun waktu empat tahun kebelakang.
Secara lebih rinci sejak tahun 2015, Bank Indonesia aktif menerbitkan beberapa buku yang telah menjadi referensi dalam pengajaran ekonomi dan keuangan syariah. Seperti, "Perbankan Syariah di Indonesia: Kelembagaan dan Kebijakan serta Tantangan ke Depan" tahun 2015, “Dinamika Produk dan Akad Keuangan Syariah di Indonesia” tahun 2016, buku “Memberdayakan Keuangan Mikro Syariah Indonesia” tahun 2017, "Masa Depan Keuangan Syariah Indonesia” tahun 2017, “Peta Keuangan Mikro Syariah Indonesia” dan buku “Kebijakan Moneter Syariah dalam Sistem Keuangan Ganda” di tahun 2018.