EKBIS.CO, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi nasional hingga kuartal III 2019 hanya tumbuh 5,04 persen, masih jauh dari proyeksi pemerintah sebesar 5,2 persen. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai, perlu upaya jangka pendek yang harus dilakukan pemerintah untuk tetap mengejar pertumbuhan ekonomi.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, mengatakan sektor yang paling bisa diandalkan yakni pariwisata. Ia menuturkan, pada akhir tahun sebagian negara-negara di dunia tengah memasuki musim dingin dan masa libur sekolah. Waktu-waktu seperti sekarang merupakan momen untuk Indonesia menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
"Yang paling memungkinkan ya pariwisata. Apalagi bulan Desember adalah bulan yang bagus dan menarik untuk berwisata oleh masyarakat dunia," kata Rosan saat ditemui usai Dialog Nasional Ekonomi Kreatif di Jakarta, Kamis (7/11).
Rosan mencontohkan, salah satu negara yang potensial yakni Rusia. Sebab, saat ini Rusia tengah memasuki musim dingin dan masa libur anak sekolah. Pemerintah harus benar-benar cerdik memanfaatkan peluang-peluang besar untuk bisa mendatangkan wisman. Strategi promosi perlu diintensifkan dengan cara yang efektif dan menarik.
Tujuan utamanya, agar capaian pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh mendekati atau bahkan mencapai target pemerintah. "Secara industri dan investasi itu makan waktu. Tapi pariwisata, bulan-bulan ini bisa. Di samping juga pemerintah harus menjaga daya beli masyarakat," kata Rosan.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusbandio, menyampaikan, hingga kini pihaknya masih mempelajari situasi pariwisata di Indonesia secara internal. Ia ingin agar langkah dan kebijakan yang bakal dia tempuh benar-benar tepat untuk menjadikan pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.
"Saya ingin meyakini dulu terobosan-terobosan yang tepat karena saya tidak mau konyol juga. Intinya, banyak potensi yang kita punya tapi belum terangkat," kata Wishnutama.
Ia menekankan, paduan antara pariwisata dan ekonomi kreatif tidak bisa dipisahkan dan saling berkaitan. Untuk membangun pariwisata, dibutukan prinsip ekonomi kreatif agar bisa memberikan daya tarik. Orientasi kebijakan untuk mendatangkan wisman juga tak lagi bisa sekadar jumlah, tapi rata-rata belanja ketika masuk ke Indonesia.
Soal destinasi, mantan CEO NET Mediatama Televisi itu berpendapat, membangun pariwisata bukan hanya infrastruktur, tapi juga mengadakan ekosistem pariwisata pada setiap destinasi. Ekosistem yang dimaksud bukan soal keindahan bentang alam saja, tapi kultur budaya, keramah-tamahan masyarakat serta kreativitas yang ditonjolkan.
Dengan kata lain, untuk mendatangkan wisman juga butuh peran aktif secara langsung dari penduduk setempat sehingga masyarakat tak sekadar jadi penonton. "Alam indah itu pemberian Allah, tapi bagaimana membuat itu jauh lebih menarik, itu adalah usaha manusia. Bagaimana destinasi itu dikemas dengan kreativitas," ujar dia.