Ahad 10 Nov 2019 15:16 WIB

OJK Optimistis Kredit Bank Tumbuh 10 Persen di Akhir 2019

OJK mencatat pertumbuhan kredit perbankan sebesar 7,89 persen pada September.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Aktivitas petugas menghitung uang rupiah  di Bank Indonesia (BI) Bandung. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Aktivitas petugas menghitung uang rupiah di Bank Indonesia (BI) Bandung. (Republika/Edi Yusuf)

 EKBIS.CO,  JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku optimis pertumbuhan penyaluran kredit pada tahun ini bisa mencapai 10 persen. Adapun perkiraan otoritas target penyaluran kredit berkisar sembilan persen persen 10 persen.

Kepada Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan otoritas berupaya menggenjot seluruh sektor guna mencapai target penyaluran kredit pada tahun ini. OJK akan memiliki pembiayaan sektor yang potensial dari bank yang memiliki kapasitas.

Baca Juga

“Artinya, jangan kita gebyah uyah (disamaratakan) semua harus tumbuh. Nanti malah jadi non performing loan (NPL). Jadi yang penting adalah sektor mana dan bank mana yang betul-betul punya ruang untuk terus bisa menumbuhkan kredit,” ujarnya kepada wartawan, akhir pekan ini.

Per September 2019, OJK mencatat pertumbuhan kredit perbankan sebesar 7,89 persen secara tahunan (yoy). Capaian ini melambat dibandingkan pertumbuhan kredit periode yang sama tahun lalu sebesar 12,7 persen.  Adapun kinerja kredit ditopang oleh kredit investasi yang tumbuh dua digit sebesar 12,84 persen.

Ke depan Heru mengingatkan perbankan agar mencermati kondisi ekonomi global dan mengantisipasi hal terburuk. Saat ini ekonomi dunia sudah masuk masa resesi dan sektor keuangan harus waspada memperhatikan kesiapan industri.

“Kita harus optimistis tetapi harus waspada terhadap kondisi ekonomi global yang sangat cepat dan dinamis,” ucapnya.

Menurutnya masa resesi sudah terasa ke korporasi dan pertumbuhan kredit yang melambat. Pada tahun lalu pertumbuhan kredit per September mencapai delapan persen-10 persen (yoy) dan akhir tahun 11 persen. Tahun ini yoy baru mencapai tujuh persen dan ytd baru mencapai empat persen.

"Kita juga mencatat dan perlu antisipasi sejak dini. Kita melihat NPL gross perbankan 2,6 persen dan NPL net 1,1 persen tapi jangan lupa bahwa kredit kualitas rendah sudah mencapai 11-12 persen. Artinya kita sudah harus antisipasi terhadap pemburukan kualitas kredit. Kita perlu cermati bersama," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement