Kamis 14 Nov 2019 00:35 WIB

Dompet Dhuafa Pamerkan Produk Kopi Komunitas Binaan di ISEF

Dompet Dhuafa mengawali program pemberdayaan petani kopi kecil mulai 2015.

Rep: Rossi Handayani / Red: Dwi Murdaningsih
Dompet Dhuafa meluncurkan rumah kopi Madaya di Zona Madina, Parung, Bogor, Ahad (10/11).
Foto: Dok Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa meluncurkan rumah kopi Madaya di Zona Madina, Parung, Bogor, Ahad (10/11).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Dompet Dhuafa menghadirkan  produk pemberdayaan hasil pengelolaan Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (Ziswaf) melalui program ekonomi pada pagelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019. Produk pemberdayaan ekonomi yang dipamerkan yaitu kopi Madaya (Maju dan Berdaya), Kopi Gayo dan Kopi Kahayya merupakan produk Kopi yang dihasilkan komunitas petani kopi binaan Dompet Dhuafa.

"Di ISEF kita ada dua, pertama ada stand dengan Wakeup wakaf, ada program madaya cafe. Program madaya cafe ini adalah program wakaf. Kedua, dompet dhuafa dipercaya oleh ISEF, dan diperkenankan untuk menceritakan program-program Dompet Dhuafa," kata Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan, di Jakarta Convention Center, Rabu (13/11).

Baca Juga

Dompet Dhuafa mengawali program pemberdayaan petani kopi kecil melalui Program Community Farming (CF) yang dimulai sejak 2015. Program tersebut berbasis komunitas petani kopi yang fokus pada aspek budidaya on farm, penguatan kapasitas pasca panen dan pengembangan kelembagaan usaha sampai tahun 2017.

"Wakaf produktif menjadi sebuah gerakan yang mampu membuat masyarakat lebih sadar terhadap pentingnya wakaf dalam percepatan pertumbuhan ekonomi, dengan menargetkan sejuta wakif untuk mendorong pertumbuhan aset wakaf produktif,Dalam upaya mewujudkan kesadaran berwakaf, Dompet Dhuafa bersinergi dengan para ulama dan mufti di Indonesia. Bentuknya bisa mengedukasi tentang wakaf, hukum wakaf, bentuk wakaf, hingga manfaat bagi wakif maupun maukuf alaih," ucap Imam.

Program CF menggandeng komunitas petani kopi kecil di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah (jenis kopi robusta), Kabupaten Aceh Tengah, Aceh (jenis kopi arabika), dan Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (jenis kopi Arabika).

Semenyata itu, gelaran ISEF 2019 merupakan agenda untuk mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional. Bank Indonesia bekerja sama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) menyelenggarakan ISEF 6th 2019 pada 12-16 November 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, ekonomi syariah akan menjadi arus baru di Indonesia, dan hasil nyata sudah terlihat. Mata ratai dan pengembangan halal semakin maju.

"Di keuangan syariah sudah mengeluarkan global skup. ISEF sebagai integrasi bersama untuk perkembangan syariah baik nasional maupun internasional. Jadikan ekonomi syariah sebagai arus baru menuju indonesia maju," kata Perry.

ISEF 2019 yang mengambil tema Sharia Economy For Stronger and Sustainable Growth bertujuan mengokohkn posisi Indonesia sebagai pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah global. Selama empat hari, puluhan peserta dari lembaga dan perbankan, masing-masing berpartisipasi dalam memeriahkan gelaran ISEF 6th 2019, dan berkesempatan untuk menghadirkan produk program unggulannya.

Kegiatan dilaksanakan dengan melibatkan lembaga-lembaga internasional seperti International Financial Services Board (IFSB), International Islamic Financial Market (IIFM), International Islamic Liquidity Management (111M), Organization for Islamic Corporation (OIC), World Halal Council (WHC) dan lembaga lainnya.

Selain lembaga internasional, forum ISEF 2019 lainnya dilakukan oleh Bank Indonesia bersama dengan strategic stakeholder domestik seperti Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), LPPOM-MUI, Pesantren dan kalangan Akademisi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement