Kamis 14 Nov 2019 09:38 WIB

Wapres: Jangan Puas Diri dengan Penurunan Angka Kemiskinan

Selain bantuan sosial, diperlukan pula peningkatan kapasitas ekonomi terbawah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolanda
Wakil Presiden KH Ma
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Presiden KH Ma

EKBIS.CO,  BOGOR -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan tantangan dan pekerjaan rumah Pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan. Menurut Ma'ruf, meskipun angka kemiskinan berhasil diturunkan oleh Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di angka satu digit pada periode pertama, jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup besar.

"Kita tidak boleh berpuas diri, pemerintah harus memastikan penurunan tingkat kemiskinan lebih cepat lagi dan berlangsung secara menyeluruh, meskipun tingkat kemiskinan telah mencapai satu digit," ujar Ma'ruf saat menutup Rapat Koordinasi Nasional Pemerintah Pusat dengan Forkompinda di SICC, Bogor, Rabu (13/11).

Baca Juga

Ma'ruf mengungkap, meski tingkat kemiskinan kini 9,41 persen, jumlah penduduk miskin masih sekitar 25 juta. Selain itu, Ma'ruf menyebut tingkat ketimpangan masih cukup tinggi.

Karenanya, ia mendorong percepatan penurunan kemiskinan dan ketimpangan sosial dengan berbagai cara. Tidak hanya cukup dengan bantuan sosial, penurunan kemiskinan juga dilakukan dengan peningkatkan kapasitas masyarakat ekonomi terbawah.

Ma'ruf menyebut, salah satu caranya dengan pemberdayaan masyarakat melalui usaha mikro dan kecil. Ma'ruf mengungkap, jumlah unit usaha mikro kecil saat ini sebesar 98,7 persen dan menyerap 75,3 persen dari jumlah pekerja secara keseluruhan.

"Meskipun demkian, produktivitas UMK ini masih sangat rendah dan tidak mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi sehingga tidak dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat bawah secara tepat," kata dia.

"Karena itu diperlukan upaya yang terpadu dan berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas UMK tersebut," ujar Ma'ruf.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement